Yearly Archives: 2021

21 posts

Konsepsi Konservasi dan Poros yang Mengiringi

Penulis : Faried Al Chusna Ridhoni

Semua hutan di dalam wilayah Republik Indonesia termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, begitulah bunyi amanat menurut Undang-Undang Kehutanan. Kondisi saat ini, sebagian masyarakat Indonesia masih memiliki ketergantungan ekonomi terhadap potensi kawasan hutan. Sebanyak 25.800 desa, atau 34,1% dari total 74.954 desa di seluruh Indonesia, merupakan wilayah-wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Dari total luas kawasan hutan Indonesia yang mencapai 120 juta hektare, banyak sekali masyarakat yang ikut memanfaatkan potensi sumber daya hutan dari hutan produksi, lindung maupun konservasi. read more

Taman Nasional Meru Betiri: Hidden Treasure dari Jawa Timur sebagai Tempat Berlibur Sekaligus Belajar

Penulis : Bilal Adijaya

Sumber: merubetiri.id

Meru Betiri merupakan nama yang diambil dari dua gunung yang ada pada kawasan ini; Gunung Meru (500 mdpl) dan Gunung Betiri (1223 mdpl). Taman Nasional Meru Betiri secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur. Taman nasional ini memiliki luas kawasan sekitar 52.626,04 hektare (Kabupaten Jember seluas 37.585 ha dan Kabupaten Banyuwangi seluas 20.415 ha). [1] Eksistensi TNMB didukung dengan keanekaragam ekosistem yang mencolok dan diversitas flora serta fauna yang tinggi. Setidaknya terdapat lima macam ekosistem dalam TNMB yaitu hutan hujan dataran rendah, hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, dan hutan rheopit. TNMB merupakan rumah bagi 449 jenis flora dan 325 fauna serta menjadi kawasan pelestarian flora dan fauna langka seperti Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), Macan Tutul (Panthera pardus), Banteng (Bos javanicus), Bunga Padmosari (Rafflesia zollingeriana), dan Penyu (Chelonioidea).[2] read more

MASYARAKAT MEMBUMIKAN KONSERVASI

Oleh : Restia Cahyani

*tulisan ini diadaptasi dari hasil Diskusi Konservasi yang diadakan pada Minggu, 2 Mei 2021

Undang-undang nomor 5 tahun 1990 mendefinisikan konservasi sumber daya alam hayati sebagai pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Kebijaksanaan tersebut menjadi pekerjaan rumah jangka panjang yang tak kunjung tertuntaskan. Semakin panjang lagi dengan adanya gangguan berupa desakan ekonomi dan fakta bahwa tidak semua orang membuka matanya untuk pemanfaatan berkelanjutan. Ketika masyarakat dan konservasi dijejerkan, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul; “sudahkah masyarakat merdeka dalam merencanakan upaya konservasinya?”, “masyarakat manakah yang dimaksud?”, “apakah upaya yang dilakukan saat ini berkiblat pada tujuan yang tepat?”, “siapa yang merangkul ruang antara masyarakat dan konservasi?”. read more

Tradisi Sasi: Etnokonservasi Laut di Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih

Penulis : Akbar Wahyu Illahi

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 360 suku bangsa. Hal ini membuat Indonesia kaya akan keragaman budaya dan tradisi yang dapat ditemukan dari sabang sampai merauke ditunjang dengan kondisi geografis yang dilalui garis khatulistiwa dan beriklim tropis menyebabkan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna di darat maupun di laut sangat melimpah. Menarik halnya apabila terjadi perpaduan antara budaya atau tradisi masyarakat dengan keanekaragaman hayati. Salah satu perpaduan antara tradisi dan menjaga keanekaragaman hayati tersebut dapat dilihat pada tradisi sasi yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. read more

Serengeti : Surga bagi Satwa Migran di Daratan Afrika

Penulis : Tatag Suryo Pambudi

As sure as Kilimanjaro rises like Olympus above the Serengeti”

Pernah mendengar penggalan lirik di atas? Mungkin masih belum tertebak apabila hanya dari satu kalimat. Bagaimana dengan lirik di bawah ini?

It’s gonna take a lot to drag me away from you

There’s nothing that a hundred men or more could ever do

I bless the rains down in Africa

Gonna take some time to do the things we never had

Mungkin sebagian besar dari kita masih awam dengan lirik lagu di atas. Ya, kalimat di atas merupakan reff dari lagu yang dibawakan oleh band rock Amerika Serikat, Toto. Masih asing juga dengan Toto? Tenang, kalian gak ketinggalan zaman kok. Ya, Toto memang bukan band yang tenar di kalangan anak 2000-an. Tapi, Toto dan lagunya, “Africa”, yang kalian baca liriknya di atas, sempat fenomenal di tahun 80-an dan menempati beberapa tangga lagu, mulai dari Billboards Hot 100 pada tahun 1983, dan beberapa tangga lagu di Inggris, Kanada, Irlandia, Belanda, Selandia Baru, hingga Swiss. Lewat lagu Africa, Toto mengajak pendengarnya untuk jalan-jalan ke Benua Afrika. read more