Apa Kabar Konservasi?

42 posts

Perdagangan Satwa Liar dan Ancaman Penyakit Zoonosis yang Menyertainya

Penulis : Imam Mutofik

Perdagangan satwa liar secara ilegal di Indonesia masih marak terjadi. Pada awal bulan Oktober 2022 lalu, terungkap kasus perdagangan satwa liar yang dilindungi di Pasaman, Sumatera Barat. Sejumlah empat pelaku yang melakukan perdagangan ilegal ini berhasil ditangkap. Mereka diketahui menjual satwa liar berupa dua ekor jenis burung Kuau Raja. Selain itu juga ada jenis lain seperti Owa, Ungko, dan Kucing Emas. Motif penjualannya dilakukan melalui media sosial. Setelah pelaku diamankan, barang bukti berupa dua burung Kuau Raja  telah dititipkan di BKSDA Padang untuk keperluan proses hukum selanjutnya (Oktari, 2022). read more

Menelisik Hutan Rakyat dari Kacamata Ekologi

Penulis : Bilal Adijaya

Hutan rakyat merupakan skema pengelolaan lahan oleh rakyat yang mampu menyinergikan aspek produksi dan sekaligus aspek konservasi (Maryudi & Nawir, 2018). Private goods pada hutan rakyat berbasis pada status kepemilikan lahannya yang terkait langsung dengan aspek produksi, sedangkan public goods berkaitan dengan aspek lingkungan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Hutan rakyat merupakan hutan yang dibebankan atas hak milik dengan luas minimal 0,25 ha tutupan vegetasi berkayu minimal 50% (Rusyana et al., 2020). Pengembangan hutan rakyat akhir-akhir ini semakin dibutuhkan sebagai pemasok kayu komersial atau sokoguru industri perkayuan nasional karena hutan alam yang semakin rusak. read more

Fakta Terbaru Tentang Monyet Ekor Panjang (Macaca Fascicularis)

Penulis : Galuh Sekar A.

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), berdasarkan status IUCN memiliki status konservasi (endangered) terancam punah. Spesies ini mengalami perubahan status yang awalnya memiliki status (vulnerable) yaitu status yang menghadapi risiko kepunahan di alam liar dalam waktu yang akan datang berubah menjadi (endangered) yaitu spesies yang menghadapi risiko kepunahan dalam waktu dekat. Perubahan status ini dibuat setelah IUCN melakukan penilaian terhadap populasi monyet ekor panjang pada 7 Maret 2022, dilansir dari iucnredlist.org menyatakan bahwa populasi monyet ekor panjang diprediksi akan menurun hingga 40% dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun. Penurunan populasi ini terjadi di beberapa negara seperti Kamboja, Laos dan Bangladesh yang mencapai 50% dalam waktu sepuluh tahun terakhir. read more

Polemik Penetapan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo

Penulis : Aina Nur Fitri

Pemberlakuan tarif masuk Taman Nasional Komodo terbaru yang diumumkan pada Senin, 1 Agustus 2022 menuai berbagai polemik dan penolakan dikalangan masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa Taman Nasional Komodo adalah salah satu keajaiban dunia karena merupakan habitat satwa purba, yaitu komodo (Varanus komodoensis). Letaknya yang berada di Pulau Komodo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menjadikan akses menuju Pulau tersebut terbatas melalui jalur laut dan udara. Oleh karena itu, biaya yang diperlukan untuk dapat berkunjung ke Taman Nasional tersebut tidak sedikit. Fakta tersebut menjadi lebih memprihatinkan jika tarif masuk Taman Nasional Komodo juga dinaikkan menjadi 3,75 juta rupiah.  read more

Mengintip Pelepasliaran Beruang Madu dan Kelempiau di TNBKDS

Penulis : Asfarina Nurulia

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna. Namun, Indonesia juga termasuk dalam negara yang menjadi hot spot kepunahan satwa. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mencegah kepunahan satwa adalah dengan pelepasliaran. Pelepasliaran merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam mempertahankan suatu spesies di habitat aslinya (Meijaard et al., 2001 dalam Nawangsari et al., 2016). Saat ini, sudah ada beberapa taman nasional yang melakukan pelepasliaran satwa liar ke habitat aslinya.  read more

Menurunkan Emisi Melalui Konsesi Hutan Gambut

Penulis : Aina Nur Fitri

Upaya menurunkan emisi CO2 semakin gencar dilakukan oleh pemerintah. Tentu saja tujuan utama yang ingin dicapai adalah mengatasi adanya perubahan iklim di dunia. Seperti yang kita ketahui, bahwa karbon merupakan salah satu komponen yang menyebabkan efek gas rumah kaca sehingga suhu bumi menjadi naik (Pujiastuti et. al., 2010). Keberadaan hutan sangat penting karena dapat mengurangi karbon yang berada bebas di atmosfer, yaitu dengan mekanisme penyerapan karbon yang dilakukan dalam proses fotosintesis dan kemudian disimpan pada organ-organ tubuh pohon. Namun, kenyataannya luas hutan dunia semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Di Indonesia saja telah terjadi penurunan luas hutan atau deforestasi sebesar 119,1 ribu ha dalam kurun waktu 2019-2020 (PPID KLHK, 2021). read more