Penulis: Farid Al Chusna Ridhoni
Taman Nasional Aketajawe Lolobata terletak di Provinsi Maluku Utara, provinsi yang juga memiliki Suaka Paruh Bengkok terbesar di Indonesia. Taman nasional ini dibagi menjadi dua blok yaitu blok Aketajawe yang terletak di Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Timur, dan Kabupaten Halmahera Tengah serta blok Lolobata yang terletak di Kecamatan Maba, Kecamatan Wasile Utara, dan Kecamatan Wasile Timur Kabupaten Halmahera Timur. Taman nasional ini resmi ditunjuk melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.397/Menhut-II/KUH/2004 pada tanggal 18 oktober 2004. Memiliki luas total 167.319,32 hektare dengan dibagi pada zona inti seluas 81.638,55 ha, zona rimba seluas 67.008,63 ha, zona pemanfaatan seluas 12.917,98 ha, zona tradisional seluas 2.591,26 ha, zona rehabilitasi seluas 3.153,38 ha, serta zona khusus seluas 9,52 ha.
Air Terjun Havo (Photo : ksdae.menlhk.go.id)
Mewakili habitat dan spesies dari unit biogeografi Halmahera, taman nasional ini memiliki 4 tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan dataran rendah pada ketinggian 0-700 mdpl, ekosistem hutan pegunungan rendah pada ketinggian >700 mdpl, ekosistem hutan bukit kapur (karst), serta ekosistem rawa air tawar. Bentang alam yang ada di tempat ini juga cukup beragam mulai dari air terjun, gua, sungai, danau, telaga sampai karst. Tercatat ada 3 air terjun di dalam kawasan ini yaitu Air Terjun Havo, Air Terjun Goshimo, serta Air Terjun Bay Roray. Sedangkan untuk sungai, setidaknya ada 23 sungai yang berhulu di dalam kawasan taman nasional.
Beragam flora mendiami tempat ini, teridentifikasi 237 jenis yaitu meliputi 98 jenis pohon, 41 jenis tumbuhan bawah, 35 jenis tumbuhan lain serta 63 jenis tumbuhan obat. Dari jenis pohon ada, beberapa merupakan jenis penting dalam bidang kehutanan seperti ulin (Eusideroxylon zwageri), damar (Agathis dammara), sengon (Paraserianthes falcataria), serta gaharu/kayu agar (Aquilaria cuminginia). Sementara fauna teridentifikasi sebanyak 194 jenis meliputi 13 jenis mamalia, 141 jenis burung, 19 jenis reptil, 8 jenis amphibi, serta 13 jenis insecta. Dari jenis yang teridentifikasi, ada beberapa burung serta satu jenis rusa dilindungi. Senarai jenis tersebut adalah bidadari halmahera (Semioptera wallacii), kakatua putih (Cacatua alba), elang alap halmahera (Accipiter henicogrammu), julang irian (Rhyticeros plicatus), rajawali kuskus (Aquila gurneyi), baza pasifik (Aviceda subcristata), elang kelabu (Butastur indicus), junai emas (Caloenas nicobarica), nuri bayan (Eclectus roratus), alap-alap sapi (Falco moluccensis), elang bondol (Haliastur indus), cendrawasih gagak (Lycocorax pyrrhopterus), gosong kelam (Megapodius freycinet), paok halmahera (Pitta maxima), cekakak murung (Todirhamphus funebris), serta satu jenis rusa yaitu rusa timor (Rusa timorensis).
Bidadari Halmahera (Photo : ebird.org)
Taman Nasional Aketajawe Lolobata memiliki flagship species berupa burung bidadari halmahera (Semioptera wallacii) berdasarkan SK Kepala Balai TN Aketajawe Lolobata Nomor: 65/BTANL/2012. Bidadari halmahera hidup serta berkembang biak dengan alami di tempat ini. Hal lain yang juga cukup menarik dari taman nasional ini adalah adanya goa misteri, setidaknya membutuhkan waktu 6 tahun untuk menemukannya, bahkan untuk mencari goa tersebut dibutuhkan beberapa kali ekspedisi yang melibatkan banyak pihak. Awalnya goa tersebut ditemukan melalui udara ketika dilakukan penggalian potensi kawasan menggunakan helikopter. Ada juga burung yang dijuluki invisible raill karena begitu sulitnya menjumpai burung ini, tetapi berkat kerjasama berbagai pihak kini burung tersebut sudah bisa terdokumentasi dengan baik.
Sumber:
https://www.menlhk.go.id/
http://ksdae.menlhk.go.id/
https://aketajawe.com/
https://ebird.org/