PENGEMBANGAN OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATA DI KABUPATEN KARANGANYAR (Studi Kasus Obyek Wisata Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar)

Pariwisata merupakan suatu keseluruhan elemen-elemen terkait yang didalamnya terdiri dari wisatawan, daerah tujuan wisata, perjalanan, industri dan lain sebagainya yang merupakan kegiatan pariwisata. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang merupakan penggerak utama sektor kepariwisataan membutuhkan kerjasama seluruh pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta. Daya tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam upaya peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena faktor utama yang membuat pengunjung atau wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya tarik yang dimiliki obyek wisata tersebut.

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah yang didalamnya terdapat berbagai jenis kekayaan alam yang potensial untuk dikembangkan. Salah satunya adalah kekayaan alam yang berwujud wisata alam air terjun yang terdapat dikawasan wisata Desa Berjo yang terkenal dengan julukan air terjun kembar, yakni Air Terjun Jumog. Obyek wisata di Kawasan Wisata Desa Berjo yang telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sebagai akibat dari dilakukannya pengembangan dalam kawasan tersebut adalah Obyek Wisata Air Terjun Jumog yang saat ini menjadi destinasi wisata unggulan yang dimiliki oleh Desa Berjo dan merupakan salah satu obyek wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan sepanjang tahun 2016 di Kabupaten Karanganyar.

Namun, tanpa keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat lokal secara langsung dalam kegiatan pengembangan pariwisata pada suatu daerah yang didalamnya terdapat sumber daya potensial untuk dikembangkan, dirasa akan cukup sulit bagi obyek wisata tersebut untuk berkembang. Dengan keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat sekitar untuk terlibat langsung dalam seluruh kegiatan kepariwisataan didalam obyek wisata tersebut selain berperan untuk dapat memajukan obyek wisata itu sendiri, masyarakat sekitarlah yang nantinya juga akan ikut merasakan langsung hasil yang diperoleh dari keberhasilan pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog yang berada didaerah mereka.

Dengan semakin berkembanganya Obyek Wisata Air Terjun Jumog dan semakin banyaknya pula kunjung yang dilakukan oleh wisatawan yang datang dari berbagai daerah, diharapkan dengan habitus yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Berjo saat ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin agar mampu untuk bertahan dalam mendapatkan modal (modal ekonomi, modal sosial, modal budaya dan modal simbolik) untuk kemudian mempertahankan dan mengembangkannya didalam ranah yang dimilikinya untuk mencapai kesejahteraan dan kualitas kehidupan yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog yang ditandai dengan semakin meningkatnya kualitas pengelolaan dan pelayanan yang berpengaruh langsung terhadap meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di Obyek Wisata Air Terjun Jumog, telah menjadikan masyarakat Dusun Berjo yang sebelumnya telah memiliki mata pencaharian utama sebagai petani membentuk habitus baru, terlihat dari keikutsertaan mereka untuk berpartisipasi dalam bidang pariwisata dengan berdagang makanan dan minuman di kawasan Obyek Wisata Air Terjun Jumog setiap akhir pekan selain untuk menambah penghasilan mereka, hal ini mereka lakukan juga untuk mendukung kegiatan kepariwisataan dilingkungan mereka.

Kegiatan pengembangan yang dilakukan didalam Obyek Wisata Air Terjun Jumog juga telah mulai merubah cara hidup masyarakat Dusun Berjo terutama dalam bidang perekonomian mereka. Banyak masyarakat yang berasal dari Dusun Berjo yang awalnya belum memiliki pekerjaan yang tetap, kini seiring dengan perkembangan obyek wisata tersebut, mereka memilih untuk berdagang disekitar obyek wisata Air Terjun Jumog dan menjadikan usaha dagang merkea didalam kawasan tersebut sebagai mata pencaharian tetap mereka.

Berbagai dimensi yang muncul dalam kegiatan pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog yang juga berpengaruh langsung terhadap perkembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog diantaranya adalah dimensi pendukung berupa, obyek wisata ini memiliki potensi alam yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yakni berupa air terjun yang sumber mata air nya berasal dari air tanah dan ditunjang dengan lingkungan alam didalam obyek wisata yang sejuk dan alami serta didukung dengan berbagai fasilitas yang telah disediakan oleh pihak pengelola obyek wisata Air Terjun Jumog diantaranya berupa fasilitas kolam renang, ruang pertemuan, Mushola dan sebagainya; Aksesibilitas yang mudah dijangkau oleh wisatawan karena memiliki dua jalur utama yakni dengan melalui jalan atas yang memiliki kontur jalan yang cukup tinggi dan menanjak, sedangkan jalan bawah adalah jalur datar yang dapat diakses oleh wisatawan dengan cukup mudah.

Sedangkan dimensi yang menghambat dalam pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog adalah masih minimnya gerakan pemerintah dalam memberikan pendampingan dan pelatihan untuk masyarakat dalam menghasilkan produk atau olahan khas dari Dusun Berjo. Sedangkan hambatan dilihat dari masyarakat adalah masih minimnya kesadararan dan keterlibatan masyarakat untuk ikut terlibat didalam kegiatan pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog. Hambatan lainnya adalah masih belum adanya kerajinan lokal yang menjadi oleh-oleh khas yang dapat dibeli dan dibawa pulang oleh wisatawan saat mengunjungi Obyek Wisata Air Terjun Jumog.

Pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog juga memunculkan berbagai dampak sebagai akibat dari adanya kegiatan pengembangan pariwisata didalam kawasan Obyek Wisata Air Terjun Jumog, yaitu :

  1. Dampak ekonomi ; membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi sebagian besar masyrakat Dusun Berjo yang belum memiliki mata pencaharian yang tetap dan telah memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat Dusun Berjo yang ikut berpartisipasi dengan menjadi pedagang di Obyek Wisata Air Terjun Jumog;
  2. Dampak sosial budaya berupa, terbentuknya berbagai organisasi dalam bidang pariwisata seperti POKDARWIS dan Kelompok Pedagang Jumog yang seluruh kegiatannya berorientasi untuk pengembangan dan kemajuan Obyek Wisata Air Terjun Jumog;
  3. Sedangkan dampak lingkungan dari kegiatan pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog adalah dapat menumbuhkan rasa untuk lebih mencintai potensi sumber daya yang ada di lingkungan Dusun Berjo dan memanfaatkannya secara bijak guna meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup seluruh masyarakat di Dusun Berjo.

Masyarakat yang berada didalam kawasan yang telah menjadi daerah tujuan wisata biasanya akan ikut terlibat secara langsung dalam membangun serta mengembangkan seluruh aspek pariwisata yang ada dikawasan mereka. Hal ini sering kali terjadi karena biasanya masyarakat lokal biasanya akan merawat dan mengelola sendiri potensi wisata apa yang ada didaerah mereka sehingga menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh banyak wisatawan.

Dengan keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat sekitar untuk terlibat langsung dalam seluruh kegiatan kepariwisataan didalam obyek wisata tersebut selain berperan untuk dapat memajukan obyek wisata itu sendiri, masyarakat sekitarlah yang nantinya juga akan ikut merasakan langsung hasil yang diperoleh dari keberhasilan pengembangan Obyek Wisata Air Terjun Jumog yang berada didaerah mereka.

Sumber: Devy, Helln A. dan R.B. Soemanto. 2011. Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam Sebagai Daerah Tujuan Wisata Di Kabupaten Karanganyar (Studi Kasus Obyek Wisata Air Terjun Jumog di Kawasan Wisata Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar). Jurnal Sosiologi DILEMA Vol. 32 No. 1.