Kadal adalah kelompok reptilia bersisik berkaki empat yang tersebar sangat luas di dunia. Secara ilmiah, kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia yang merupakan anggota dari bangsa reptilia bersisik bersama dengan ular. Kadal pada umumnya bertubuh kecil, padat, bersisik licin dan berkilau, serta hidup di tanah. Kadal pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan kelopak mata yang dapat dibuka-ditutup. Namun, ada pula jenis-jenis yang tidak memiliki sebagian ciri itu.read more
Bulan September hingga bulan Maret adalah waktu dimana bumi bagian utara mengalami musim dingin. Pada bulan-bulan tersebut, burung di wilayah tersebut akan melakukan perjalanan panjang menuju daerah beriklim tropis —atau biasa disebut migrasi— untuk mencari makan dan tempat tinggal sementara dengan suhu yang hangat. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan akhir dari burung migran, dan daerah Yogyakarta menjadi tempat tinggal sementara dari burung migran. Beberapa jenis burung yang bermigrasi ke arah Indonesia adalah burung layang-layang asia (Hirundo rustica), jalak cina (Sturnus sturninus), cerek asia (Charadrius veredus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan elang-alap cina (Accipiter soloensis).read more
Kubung sunda merupakan salah satu mamalia paralayang terbesar, yang memiliki kulit membran/selaput yang cocok untuk meluncur. Dengan selaputnya ini, seekor kubung mampu meluncur dan melayang dari pohon satu ke pohon yang lain hingga sejauh 110 m. Selaput peluncur (patagium) ini digunakan sebagai kamuflase dengan substrat yang dia hinggapi, yang menyerupai kulit kayu dan batang pohon sehingga dapat memberikan perlindungan dari pemangsa. Satwa ini merupakan satwa arboreal yang beraktivitas di malam hari dan sebagian besar memakan daun (herbivora). Selain memakan daun, ia juga memakan bunga, tunas, buah, dan getah sehingga dapat membantu penyebaran benih serta penyerbukan bunga. Kubung sunda tersebar luas di Asia Tenggara, yang meliputi Penisular Malaysia, Sabah, Serawak, Singapura, Burma, Thailand, Vietnam Selatan, dan Indonesia. Di wilayah Jawa tercatat kehadiran kubung sunda di Jawa Barat (Cagar Alam Pangandaran), Jawa Timur (Taman Nasional Meru Betiri), dan Jawa Tengah (Hutan Kemuning, Temanggung). Kubung sunda memiliki nama banyak lokal seperti kubung melayu, walangkekes, kendung dan panggilan lainnya.read more
Pada umumnya, di tepian sungai terdapat berbagai jenis vegetasi yang disebut sebagai vegetasi riparian. Vegetasi riparian mungkin terdengar asing oleh orang awam. Padahal, ia berperan besar bagi manusia, hewan, dan ekosistem. Vegetasi riparian merupakan vegetasi yang tumbuh di tepian sungai yang memiliki ciri morfologi, fisiologi, dan reproduksi yang beradaptasi dengan lingkungan basah. Banyak tumbuhan riparian yang mampu beradaptasi terhadap banjir, pengendapan, abrasi fisik, dan patahnya batang akibat banjir. Vegetasi ini memiliki banyak fungsi antara lain menjaga kualitas air sungai, habitat kehidupan liar, mencegah erosi tepian sungai, dan mengatur pertumbuhan flora akuatik baik tingkat tinggi maupun tingkat rendah. Selain itu, vegetasi riparian juga merupakan habitat yang cocok bagi berbagai jenis fauna. Secara umum, kondisi vegetasi di daerah tepi danau dan sungai (riparian) masih memperlihatkan jenis-jenis yang masih alami yang terdiri dari pohon dan semak.read more
Saat ini pemanasan global menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Pemanasan global terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya akan semakin tinggi. Hal tersebut berakibat pada semakin besar aktivitas industri, transportasi, pembukaan hutan, usaha pertanian, rumah tangga, dan aktivitas-aktivitas lain yang melepaskan gas rumah kaca. Akibatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan terus meningkat. Salah satu kontributor utama gas rumah kaca adalah CO2. Gas CO2 di hasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara, selain itu gas CO2 juga dapat dihasilkan dari penebangan hutan (deforestasi).read more
Rusa Jawa (Rusa timorensis) merupakan salah satu satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. Rusa Jawa termasuk jenis satwa liar yang dilindungi karena populasinya yang saat ini cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mengancam kehidupan rusa Jawa di alam liar, antara lain perburuan liar, bencana alam, pertumbuhan penduduk, dan perladangan berpindah yang dapat berpotensi untuk merusak habitatnya. Oleh karena itu, kegiatan konservasi perlu dilakukan untuk menyelamatkan populasi rusa Jawa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan penangkaran.read more
[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website.
--
[ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju