Penulis : Imam Mutofik
Pada Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2022 ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya melepasliarkan 3 ekor lumba-lumba hidung botol yang berlokasi di Taman Nasional Bali Barat, Gilimanuk, Bali. Ketiga mamalia laut tersebut merupakan lumba-lumba yang berhasil diselamatkan oleh KLHK dari aktivitas atraksi lumba-lumba. Menteri Siti menekankan bahwa penyelamatan satwa sebagai komponen penting dari rantai makanan dalam suatu ekosistem harus terus diupayakan, yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan keanekaragaman hayati di Indonesia. Berbicara mengenai lumba-lumba, Indonesia juga mempunyai spesies lumba-lumba yang endemik atau asli dari Indonesia yaitu pesut mahakam.
Pesut mahakam (Orcaella brevirostris) merupakan mamalia akuatik sejenis lumba-lumba yang hidup di perairan tawar. Pesut mahakam memiliki daerah sebaran yang sangat terbatas di Indonesia, satwa ini merupakan satu-satunya jenis lumba-lumba yang ditemukan hidup di perairan tawar. Sesuai dengan namanya, habitat dari pesut ini berada di Sungai Mahakam yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, sehingga pesut mahakam ini dikategorikan sebagai satwa endemik dari Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Populasi pesut mahakam ini terisolasi di Sungai Mahakam dan tidak menyebar merata di seluruh bagian sungai. Keberadaanya terkonsentrasi di bagian tengah Sungai Mahakam. Saat ini jumlah pesut mahakam dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Berdasarkan beberapa penelitian, dilaporkan bahwa populasi pesut mahakam saat ini hanya sekitar 80 ekor. International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan pesut mahakam ke dalam daftar critically endangered (sangat terancam punah) dan masuk dalam Appendix I pada CITES.
Penurunan jumlah populasi pesut mahakam disebabkan oleh beberapa ancaman. Ancaman yang utama yaitu terjadinya penyusutan habitat. Penyusutan habitat yang terjadi merupakan dampak dari adanya aktivitas manusia, dimana terjadinya perubahan penggunaan lahan dapat menyebabkan degradasi habitat dan hilangnya habitat bagi banyak spesies. Selain itu, perubahan kualitas air sungai akibat dari pembangunan secara langsung dan tidak langsung dapat mempengaruhi pesut mahakam. Ancaman lain terhadap kelestarian pesut mahakam adalah kematian yang disebabkan oleh jaring nelayan. Hal ini disebabkan pesut mahakam memiliki kecenderungan untuk memangsa ikan-ikan yang terjerat di jaring nelayan. Ikan yang terperangkap tentunya lebih mudah dimangsa oleh pesut mahakam, namun resiko besar yang dihadapi ketika memangsa ikan di jaring nelayan ini mereka bisa ikut terjerat oleh jaring itu. Apabila terjerat dan tidak mampu melepaskan diri lagi maka pesut mahakam akan mati karena tidak bisa ke permukaan untuk bernafas.
Dibalik status konservasinya yang terancam punah, keberadaan pesut mahakam ini mempunyai peranan yang begitu penting terhadap lingkungan. Pesut mahakam dapat berguna bagi nelayan dalam menentukan lokasi dan waktu untuk mencari ikan. Selain itu, secara ekologis pesut mahakam juga dapat berperan sabagai indikator bagi kualitas lingkungan hidup. Pesut mahakam akan mendiami daerah perairan dengan kedalaman yang sesuai untuknya, bila keberadaan pesut mahakam tidak dapat ditemukan di perairan tersebut, maka menandakan perairan tersebut telah mengalami pendangkalan.
Mengingat fakta bahwa populasi dari pesut mahakam terus berkurang setiap tahunnya, maka perlu adanya upaya perlindungan terhadap kelestarian pesut mahakam ini. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk terus menjaga kelestarian dari pesut mahakam yaitu dengan upaya konservasi untuk melindungi habitat pesut mahakam dari pencemaran dan penangkapan, melindungi habitatnya untuk menjaga keberadaan sumber makanan alami pesut mahakam, serta mengajak masyarakat untuk terus melestarikan pesut mahakam. Upaya konservasi ini juga akan berjalan dengan efektif apabila mendapat dukungan dari pemerintah serta pastisipasi yang aktif dari masyarakat. Dengan upaya ini harapannya keberadaan pesut mahakam dapat tetap terjaga dan lestari. Sehingga generasi mendatang masih dapat melihat betapa cantiknya satwa endemik khas Kalimantan Timur ini.
Referensi:
Anugrah, N. (2022). Peringati HKAN 2022, Menteri LHK Lepasliarkan 3 Ekor Lumba-Lumba di Bali. Kementerian LHK [diakses 08 September 2022 di Peringati HKAN 2022, Menteri LHK Lepasliarkan 3 Ekor Lumba-Lumba di Bali – Kementerian LHK (menlhk.go.id)]
Asiatoday Editor. (2022). The Mahakam Dolphin Population in Indonesia is Increasingly Under Threat. Asiatoday.id. [diakses 08 September 2022 di https://asiatoday.id/read/populasi-pesut-mahakam-di-indonesia-kian-terancam]
Noor, I. Y. (2016). Pesut Mahakam. Profil, Peluang Kepunahan dan Upaya Konservasinya. Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Permana, R., Akbarsyah, N., & Rahman, T. (2022). Konservasi Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) Berbasis Kearifan Lokal di Kalimantan Timur, Indonesia. Aurelia Journal, 4(1), 1-8.
Syakira, H. (2022). Menteri LHK Lepasliarkan 3 Ekor Lumba-Lumba di Bali. Pusfaster [diakses 11 September 2022 di https://pusfaster.bsilhk.menlhk.go.id/index.php/2022/09/04/menteri-lhk-lepasliarkan-3-ekor-lumba-lumba-di-bali/]