Uncategorized

18 posts

Analisis Perilaku Masyarakat di Kawasan Konservasi Cagar Alam Gunung Sibela

Undang-undang No 5 tahun 1967 menjelaskan tentang kawasan pelestarian yang terdiri atas cagar alam, suaka margasatwa serta hutan wisata yang masih dibagi lagi menjadi taman buru dan hutan wisata. Namun demikian pengelompokan  dan kriteria terus berkembang, antara lain karena pengaruh beberapa pertemuan Nasional dan Internasional di bidang konservasi, seperti Konggres Taman Nasional dan Kawasan Lindung Sedunia di Bali serta penerbitan panduan IUCN (The International Union for Conservation Of Nature and Resources). Salah satu kawasan cagar alam yang dimiliki Indonesia adalah Cagar Alam Gunung Sibela. read more

Pengamatan Perilaku Primata Gembira Loka Zoo

Pengamatan Perilaku Primata Gembira Loka Zoo

1

Anggota yang ikut serta pengamatan di Gembira Loka Zoo

Yogyakarta – Pada tanggal 6 Oktober 2018 lalu kami mengunjungi kebun binatang Gembira Loka. Kami berangkat menuju lokasi di siang hari pukul 13.00 WIB. Tujuan kami mengunjungi kebun binatang Gembira Loka yaitu mencoba menerapkan metode pengambilan data perilaku primata yang telah dipelajari pada pematerian ruang di minggu sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada satu individu primata (focal animal sampling) dengan pencatatan perilaku menurut interval waktu yang telah ditentukan sebelumnya (instataneous sampling). Dalam pengamatan perilaku terdapat unit perilaku yaitu state yang merupakan perilaku individual atau grup yang berlangsung lama (jenis perilaku yang dapat dihitung durasinya/ongoing), lalu event yang merupakan perilaku yang tidak dapat dihitung durasi (hanya dapat dihitung kali kejadian/momentary) (Sackett, 1978), dan bouts yang merupakan kejadian repetitif dari perilaku yang sama (dapat dipisahkan berdasar perilaku dan interval kejadian) (Heiligenberg, 1965; Mulligan 1963). read more

Pygma : Ceritaku Untuk Dunia

Oleh : Ryan Prihantoro

PYGMA

Aku Pygma, seekor Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) yang sedang tumbuh dan berkembang. Namun, aku juga tidak terlalu paham bagaimana ibukku dahulu. Sebab setelah aku lahir, hidupku menyendiri tanpa asuhan dan kasih sayang. Rumah tempatku bermain telah berganti dengan tanah lapang, di beberapa tempat hanya ada bekas tebangan pohon yang tak bisa untukku belajar berayun dengan bebas, yang lainnya hanyalah kayu-kayu bekas terbakar. Saatku bermain terlalu jauh, hanyalah terlihat luasnya sawit (Elais sp.) sepanjang mata memandang, yang mana tak satupun buahnya dapat kumakan. Ya itu rumahku sekarang, dengan tandusnya tanah dan kurangnya air yang bisa kuminum. Sedikit dongeng dari beberapa ibu temanku bahwa oknum (re : manusia) telah bersikap rakus, mereka ambil semua yang ada di rumahku, mengubahnya menjadi perkebunan sawit dan sering memburu kami entah untuk hobi ataupun dengan maksud ekonomi. read more

Kawasan Konservasi Mangrove : Sebuah potensi Ekowisata

Ekosistem mangrove mempunyai komponen sumberdaya alam berupa bentang alam, flora, fauna dan masyarakat setempat saling berinteraksi menjadi kesatuan ekosistem yang memiliki fungsi ekologis, ekonomis, dan sosial penting dalam pembangunan di wilayah pesisir. Ekosistem hutan mangrove bersifat kompleks dan dinamis, namun labil. Kekomplekan ekosistem ini terlihat bahwa hutan mangrove menyumbangkan konstribusi besar detritus organik yang mendukung jaring makanan dalam ekosistem. Kekayaan sumberdaya alam mangrove berupa formasi vegetasi yang unik, satwa serta asosiasi yang ada di dalam ekosistem mangrove memiliki potensi yang dapat dijual sebagai obyek wisata, khususnya ekowisata yang menawarkan konsep pendidikan dan konservasi. Ekowisata menjadi salah satu pilihan dalam mempromosikan lingkungan yang khas dan terjaga keasliannya sekaligus menjadi suatu kawasan kunjungan wisata. read more

Semangkuk Ceritaku, di Batang Berkembang Bersamamu

22 – 26 Agustus 2018

Rahmawati Kusuma Wardhani

Jelajah Konservasi (JK) adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh FORESTATION Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Dalam FORESTATION ini terdapat Kelompok Pengamat, Peneliti, dan Pemelihara (KP3), salah satunya adalah KP3 Ekowisata. Sebagai insan pariwisata yang sadar akan kepentingan alam dan sebagai manusia yang ingin melakukan kegiatan kemanusiaan, saya telah memilih untuk mengikuti kegiatan ini. Lokasi tujuan dari Jelajah Konservasi tahun 2018 adalah ke Desa Kalitengah, Kecamatan Blado, Kebupaten Batang, Jawa tengah. Sekitar 4 jam perjalanan dari titik kumpul anggota Jelajah Konservasi (JK) yaitu di Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Perjalanan kami tempuh menggunakan bis dan sebagian panitia menggunakan sepeda motor. Perjalanan kami aman dan lancar hingga sampai di Batang. Anggota JK turun di depan gapura desa dan berjalan kaki menuju rumah Kepala Desa, Bapak Darwanto, yang letaknya tidak begitu jauh dari gapura tempat bis berhenti. Sesampainya di rumah beliau anggota JK beristirahat dan memebersihkan diri sembari menunggu makanan yang dimasak oleh Ibu kepala desa. Homestay JK terbagi menjadi 2, untuk perempuan ada di rumah Bapak Kades dan untuk laki-laki di rumah Mas Landung, salah satu warga di desa tersebut. Suasana yang sangat berbeda sudah terasa sejak sore itu. Udara yang sejuk dan air yang dingin misalnya. Setelah makan malam diadakan briefing untuk kegiatan esok hari, yaitu hari pertama pengamatan. Kegiatan malam pertama JK ini selesai pukul 22:00. read more

Sejarah Konservasi di Indonesia

Gambar : Pemandangan alam di TN Gunung Palung

Sumber : http://ksdae.menlhk.go.id/assets/gallery/Air_Terjun_Riam_Berasap.JPG

Hutan merupakan sumberdaya alam yang memiliki keanekaragaman tinggi, selain itu sejak zaman dahulu hutan sudah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun seiring bertumbuhnya jumlah penduduk, luas hutan yang ada di dunia juga semakin berkurang. Selain itu karena terjadi perang dunia membuat hutan menjadi rusak. Jika hutan dibiarkan begitu saja mungkin akan semakin rusak dan menimbulkan banyak masalah apalagi banyak satwa yang kehilangan habitatnya. Salah satu negara yang terkena dampak dari penjajahan adalah Indonesia. Banyak hutan di Indonesia yang dimanfaatkan penjajah untuk diambil kayunya sebagai bahan perang. Namun kegiatan konservasi yang ada di Indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh pemerintahan kolonial. Kegiatan konservasi sendiri merupakan perkembangan dari preservasi. Sejarah ide preservasi lahir di Eropa kemudian berkembang menjadi konservasi dengan prinsip pemanfaatan di Amerika. read more