SENI KONSERVASI

            Aku ingin tahu, sebenarnya apa yang terlintas di benak kalian ketika mendengar kata “konservasi”? Aku yakin sebagian dari kalian langsung memikirkan satu hal ini, menjaga. Ya, konsep sederhana itu memang tidak salah.

            Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, pada Pasal 1 Ayat 2, pengertian Konservasi Sumber Daya Alam Hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Dengan kata lain, sebenarnya kita masih bisa memanfaatkan semua sumber daya alam yang ada, tapi yang perlu diingat, kehidupan ini ada tidak hanya untuk kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sangat membutuhkan alam. Begitu juga alam, mereka membutuhkan manusia untuk memastikan keberadaannya akan tetap terjaga.

Dewasa ini, isu tentang masalah konservasi semakin lama semakin memekakkan telinga. Mulai dari gajah yang merusak kebun dan tak jarang masuk permukiman, penurunan status kawasan Cagar Alam Kamojang dan Papandayan karena kerusakannya, semakin menurunnya populasi beberapa spesies terancam punah, dan masih banyak lagi. Mari bersama kita renungkan, dengan semua isu yang ada, muncul beberapa pertanyaan. Apakah kita sudah bijaksana dalam memanfaatkan Sumber Daya Alam? Dan apakah kita sudah sama-sama paham akan pentingnya Konservasi Sumber Daya Alam?

            Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya konservasi. Bisa dengan cara yang banyak orang tidak sukai, seperti memaksa dengan kebijakan-kebijakan yang kadang juga tidak kita ketahui apa saja pertimbangan kebijakan itu bisa keluar dan diberlakukan. Atau bisa juga dengan cara yang lebih sopan, yaitu dengan diadakannya sosialisasi, mungkin. Atau dengan beberapa cara yang bisa dibilang kreatif.

            Ya, kreatif. Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menyuarakan pendapat kita. Ada banyak cara pula untuk mengkampanyekan sebuah gerakan perubahan, yang ketika kamu tidak bisa melakukannya sendirian, kamu harus membuat orang lain mau mendengarkanmu bahkan memperhatikanmu. Bagaimana caranya? Ada banyak.

            Tempo lalu, aku mengunjungi sebuah pameran lukisan yang ada di Jogja National Museum. Kamu tahu, apa yang mereka suguhkan di sana? Banyak lukisan yang berisi kampanye menjaga Orang Utan. Tidak hanya lukisan, mereka juga menampilkan instalasi-instalasi unik yang sarat akan makna. Lagu-lagu  bertemakan alam dan kritik dari para penyanyi indie juga turut memeriahkan acara tersebut. Apabila banyak yang mengatakan minat baca di negara kita ini kurang (tapi menurutku mulai meningkat), katakan padaku hal lain yang lebih menarik dari ini. Kamu bisa mendapatkan banyak informasi hanya dengan melihat, mengamati dan mendengarkan. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan tempat tersebut untuk bahan hunting fotomu. Ya, kamu memiliki banyak stok foto Instagram sekarang. Sebenarnya kamu bisa melakukan banyak hal baik dengan foto-fotomu tersebut. Coba dengan mem-posting gambarmu dengan caption yang lebih edukatif. Dengan begitu, kamu ikut andil dalam upaya mengkampanyekan menjaga Orang Utan.

Sumber : penulis

            Mereka yang sadar selalu berusaha untuk membuat orang lain kembali mengingat hal-hal yang telah mereka lupakan. Sempat aku mengikuti kawanku berkunjung ke kawan lamanya. Dia adalah founder dari sebuah komunitas yang berjuang di bidang konservasi. Mereka membuat acara yang menurutku unik. Mereka menyebutnya Forest Art Camp, kalau ada yang tahu, kelompok ini bernama Berline (Bersama Lindungi Ekosistem). Acara ini tidak hanya dilakukan satu kali, tapi berkali-kali. Di acara tersebut, mereka menyuguhkan karya-karya mereka yang tidak sedikit berbahan dasar limbah. Mereka ingin mengkampanyekan bahwa hal yang remeh dan tidak bernilai apabila diolah dengan kreativitas yang tinggi akan menjadi amat bernilai. Selain itu, acara ini juga berisi art camp, workshop, pameran musik, tari, aksi lingkungan, dan masih banyak lagi. Lagi-lagi, seni menjadi daya tarik yang sangat menjanjikan untuk dapat mengumpulkan banyak masa.

            Jadi, kesimpulannya adalah ada banyak cara yang bisa kita gunakan untuk membuat orang mau mendengar kita; seni adalah salah satunya. Seni sangat mudah diterima masyarakat. Mulai dari mereka yang muda hingga tua. Terlebih lagi, seni memiliki nilai flosofis yang lebih tinggi dan lebih mudah dipahami. Mereka yang sadar telah memberikan AKSI, lalu kamu?

-cd, 2019-