Dusun Kalipagu, desa Ketenger, Baturraden.
Pada tanggal 12 hingga 14 Juli 2017 yang lalu panitia Jelajah Konservasi melakukan survei lokasi di dusun Kalipagu, desa Ketenger, Baturraden. Kegiatan ini merupakan survei kedua dari serangkaian survei yang telah ditetapkan. Wilayah yang akan digunakan sebagai tempat pengamatan merupakan wilayah yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Banyumas Timur. Terdapat beberapa objek ekowisata seperti curug Bayan, curug Jenggala, Pancuran 7, Bukit Cinta/Bukit Rajawali yang cukup sering dikunjungi oleh pengunjung karena akses jalan dan lokasinya yang sudah kelola dengan baik oleh LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan). Di dusun tersebut juga terdapat wisata budaya seperti petilasan, tempat sembahyang, dan lingga yoni yang belum memiliki rencana pengelolaan.
Dikarenakan hidup dekat dengan kawasan hutan, masyarakat desa Ketenger telah memahami pentingnya hidup berdampingan dengan alam. Hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan ekowisata untuk kebutuhan ekonomi oleh warga desa, tetapi juga memikirkan dampak dan tetap memperhatikan keadaan lingkungan sekitarnya. Di daerah Baturraden sendiri terdapat isu yang menyatakan adanya konflik geotermal antara PLTU dan lingkungan Baturraden serta sekitar lereng Gunung Slamet, tetapi untuk dusun Kalipagu belum merasakan dampak tersebut.
Dalam survei ini yang berperan penting adalah kelima KP3, yaitu KP3 Herpetofauna, KP3 Primata, KP3 Burung, KP3 Wetland, dan KP3 Ekowisata. Sehingga survei tersebut dibagi ke beberapa lokasi sesuai kebutuhan pengamatan nantinya. Hasil dari survei tersebut adalah KP3 Wetland fokus untuk daerah sungai pada dusun Kalipagu, KP3 ekowisata fokus pada beberapa curug, perbukitan yang memiliki pemandangan indah dan situs budaya, KP3 Burung fokus pada daerah Bukit Cinta/Rajawali, Pancuran 7, Curug Jenggala dan sekitarnya, KP3 Herpetofauna fokus pada jalan setapak yang menuju tempat ekowisata dan sedikit masuk ke dalam hutan, dan KP3 Primata fokus pada area Pancuran 7 dan area hutan yang lebih dalam.