Potensi “Blue Carbon Ecosystem” dalam Upaya Penurunan Gas Rumah Kaca

Penulis : Arnoviananda

sumber: researchgate.net

Apa kabar konservasionis? Kembali lagi nih, di Bank Info Forestation yang masih berhubungan dengan artikel sebelumnya tentang perubahan iklim. Pada artikel kali ini kita akan bahas hubungan antara iklim dan ekosistem karbon biru (blue carbon ecosystem). Belakangan ini emisi karbon di dunia semakin meningkat, dalam lingkup global emisi karbon meningkat karena terbakarnya hutan Amazon yang berperan penting sebagai paru-paru dunia. Sedangkan dalam lingkup nasional peningkatan emisi karbon mendapat sumbangan paling banyak dari bidang transportasi, apalagi yang terjadi di kota metropolitan terhitung 182,5 ton emisi CO2 per tahun 2017.  Hal ini tentu saja akan memperparah tingkat emisi rumah kaca. Padahal Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk penurunan emisi karbon sebesar 26% pada tahun 2020 dari target dunia sebesar 80%. read more

Penggunaan Camera Trap untuk Monitoring Satwa Liar

Penulis: Herdwita O.

Satwa liar merupakan semua binatang yang hidup di darat dan atau di air dan atau di udara yang masih memiliki sifat-sifat liar. Satwa liar yang hidup di alam liar ini tidak terpantau oleh manusia selama hidupnya. Kehidupan satwa liar yang ada di alam menyebabkan seluruh perilaku yang biasa dilakukan oleh satwa tak dapat terpantau. Oleh karena itu, saat seorang peneliti ingin mengetahui perilaku-perilaku yang biasa dilakukan oleh satwa liar di habitatnya dapat dilakukan dengan bantuan teknologi bernama camera trap. read more

Bagaimana Dampak Perubahan Iklim terhadap Satwa di Sekitar Kita?

Penulis: Arnoviananda

Masalah Climate Change atau Perubahan Iklim dalam 30 tahun terakhir ini sedang gencar dibicarakan di seluruh Negara. Banyak organisasi peduli lingkungan yang mulai rutin mengampanyekan tentang dampak dan cara penanganan dari adanya perubahan iklim. Suhu panas yang meningkat secara global dapat memengaruhi kesehatan bahkan sosial dan ekonomi masyarakat. Tapi taukah sobat Konservasionis, jika perubahan iklim juga berpengaruh besar bagi satwa liar?

Sumber: National Geographic read more

Mengenal Citizen Science Dalam Dunia Konservasi

Penulis : Herdwita O.

Citizen science dapat diartikan sebagai peran serta publik dalam melakukan pendataan sebuah penelitian yang berbasis ilmiah. Masyarakat umum dapat berkolaborasi dengan ilmuwan-ilmuwan profesional dalam menganalisis, mengumpulkan, dll yang nantinya akan berguna untuk menambah pemahaman dalam pengelolaan sumber daya yang ada. Perkembangan komunikasi ilmiah dalam beberapa waktu ini menunjukkan peningkatan peran aktif citizen science. Salah satu faktor yang membuat hal itu terjadi adalah kemajuan teknologi yang membuat semua orang dapat dengan mudah mendapatkan data dan membagikannya. read more

Buletin AKASIA Vol. 7 Telah Terbit!!!

Hai, Conservationists!

Akasia hadir lagi nih! Buletin Akasia Volume 7 ini memuat banyak informasi seperti berita-berita konservasi dan masih banyak informasi menarik lainnya!

Untuk lebih lengkapnya, Buletin Akasia Volume 7 bisa diakses melalui link di bawah ini!

http://bit.ly/AkasiaVol7

Upaya Konservasi Dugong di Indonesia

Dugong merupakan mamalia laut anggota ordo Sirenia. Kata ”Dugong” berasal dari bahasa tagalog yang berarti nona laut atau lady of the sea. Dugong dapat ditemukan di perairan dangkal Samudera Hindia dan Pasifik. Di Indonesia dugong dapat ditemukan di perairan Pulau Bintan, Bali, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tengah, Sualwesi Utara, Maluku, dan Teluk Cendrawasih di Papua. Dungong mudah ditemukan pada padang lamun yang menjadi habitat pakannya. Mamalia laut ini meruapakan satwa yang dilindungi. Menurut IUCN Dogong memiliki status rentan punah (vulnerable), dan dalam CITES dugong termasuk dalam golongan Appendix I. Selain itu, dugong secara tegas dilindungi oleh Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Satwa dan Tumbuhan. read more