Akasia atau Apa Kabar Konservasi Kita merupakan buletin yang dirilis oleh Forestation Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Pada buletin Akasia Volume 2 ini dibahas mengenai ekologi, terutama yang ada di pulau Jawa, seperti adanya degradasi hutan lindung di kawasan Dieng. Selain dibahas mengenai ekologi, terdapat juga pengulasan tentang perjalanan seorang asisten dosen yang kini telah sukses dan menjadi guru besar. Pada buletin ini juga terdapat Teka-Teki Silang (TTS) yang bisa melatih wawasan pembaca mengenai kehutanan dan serunya lagi dari TTS ini ada hadiah menarik untuk tiga orang pemenang!
Monthly Archives: September 2017
Oleh Farah Dini Rachmawati
Keberadaan hutan di Pulau Jawa semakin banyak yang terpinggirkan dengan adanya pembangunan. Deforestasi dan degradasi menjadi masalah yang tak terelakkan. Kawasan hutan menjadi sasaran empuk untuk menjadi permukiman ataupun dikonversi sebagai hutan tanaman jati. Mempertahankan hutan alam di Pulau Jawa bagaikan hal yang mustahil untuk saat ini.
Namun, hal yang berbeda terjadi di Desa Kemuning, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ada kawasan seluas 800 Ha di desa tersebut yang masih layak disebut sebagai ‘hutan’. Orang banyak menyebutnya Hutan Kemuning. Keanekaragaman hayati di Hutan Kemuning ini masih cukup tinggi. Hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani bersama masyarakat ini masih layak untuk dihuni oleh berbagai jenis satwa. Beberapa satwa yang dilindungi masih bisa ditemukan di Hutan Kemuning, seperti Lutung Jawa, Kukang Jawa, Trenggiling, dan Elang Bido.