Daily Archives: August 29, 2017

2 posts

Yuk, Berkenalan dengan Alba, Orangutan Albino!

Pada tanggal 29 April 2017, dunia digemparkan dengan pengumuman dari BOS (Borneo Orangutan Survival) Foundation bahwa mereka berhasil menyelamatkan Orangutan jenis langka, yaitu Orangutan albino. Orangutan albino betina umur lima tahun ini dinamai ‘Alba’ yang artinya ‘fajar’ pada bahasa lLtin dan ‘putih’ pada bahasa Spanyol dengan harapan mempunyai awal baru pada kehidupannya setelah hidup sengsara dan lemah.

Alba diselamatkan di desa Tanggirang, Kapuas Hulu, Kalimantan Tengah dengan kondisi sangat lemah. Dia mengalami stres, dehidrasi, dan terjangkit parasit sehingga memiliki nafsu makan yang buruk. Alba hanya mau mengonsumsi tebu dalam beberapa hari pertama berada di Orangutan Reintroduction Center, Nyaru Menteng. Alba perlu pengawasan ketat 24 jam/hari, ditambah lagi Alba memiliki sensitivitas terhadap cahaya matahari sehingga dibutuhkan perawatan intensif untuk mendapatkan informasi data penuh mengenai kondisinya. read more

Terobosan (baru) Urus Hutan (Konservasi) di Indonesia

Terobosan (baru) Urus Hutan (Konservasi) di Indonesia

Oleh Ir. Wiratno, M. Sc.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

 

Auditorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada tanggal 24 Agustus 2017, Ir. Wiratno, M. Sc. selaku Dirjen KSDAE, memberikan materi mengenai “Terobosan (baru) Urus Hutan (Konservasi) di Indonesia” sebagai kuliah umum yang dihadiri oleh mahasiswa S1, mahasiswa S2 Fakultas Kehutanan, dan civitas akademika Fakultas Kehutanan UGM. Berdasarkan kuliah umum tersebut, diketahui bahwa potensi sumber daya alam yang ada di Indonesia tidak hanya bisa digunakan untuk wisata alam, seperti contohnya laut Indonesia yang tidak hanya berpotensi untuk snorkeling atau diving tetapi juga bisa menyediakan obat-obatan modern. Tetapi, eksploitasi yang berlebihan juga menyebabkan kerusakan. Seperti masalah yang ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Sleman, yang memiliki 54 jenis anggrek, salah satunya jenis anggrek endemik Vanda tricolor, terdapat dua faktor yang menyebabkan kepunahan anggrek endemik merapi tersebut, yaitu perburuan liar dan wedhus gembel. Dalam mengatasi kepunahan tersebut, dilakukan sistem untuk meningkatkan jumlah anggrek tersebut dari kepunahan yang dilakukan oleh pihak TNGM dan bekerja sama dengan fakultas kehutanan, fakultas biologi, dan komunitas peduli anggrek. Cara-cara yang dilakukan antara lain mengikutsertakan masyarakat sekitar untuk peduli dalam menjaga kawasan dengan membentuk kelompok peduli Merapi, meningkatkan populasi dengan sistem penanaman di host tumbuhan inang, dan dengan sistem adopsi anggrek untuk menarik orang agar berpartisipasi menjadi adopter anggrek. read more