Apa Kabar Konservasi?

42 posts

Benarkah PLTA Batang Toru Perampas Habitat Orangutan Tapanuli?

Penulis: Herdwita O.

Pada tahun 2017, seorang peneliti menemukan jenis orangutan baru, yaitu orangutan tapanuli dengan nama ilmiah Pongo tapanuliensis. Orangutan tapanuli ini merupakan spesies orangutan ketiga setelah orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus) dan orangutan sumatra (Pongo abelii). Orangutan tapanuli memiliki ciri rambut tebal yang berwarna seperti kayu manis, berbeda dengan warna rambut orangutan kalimantan yang coklat gelap dan orangutan sumatra yang berwarna coklat kemerahan. Selain itu, rambutnya merupakan yang paling panjang dan pirang di antara tiga spesies tersebut. Namun, populasinya yang tidak sampai 800 ekor membuat spesies ini termasuk dalam kategori hampir punah. read more

Burung Bangau Hampir Punah?

Sumber: mongabay.co.id

Penulis: Arnoviananda

Indonesia merupakan habitat bagi beragam jenis burung, bahkan Indonesia bagian timur dijuluki sebagai surga burung. Berdasarkan data Burung Indonesia tahun 2014, Indonesia merupakan rumah bagi 1.666 jenis burung, dengan 426 di antaranya merupakan burung endemik. Namun, kekayaan yang kita miliki berangsur-angsur berkurang karena berdasarkan sebuah studi komprehensif berjudul “Market for Extinction: An Inventory of Jakarta’s Bird Markets”, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang paling banyak memiliki jumlah burung terancam punah di Asia. Hal ini didukung dengan data yang didapat dari Burung Indonesia tahun 2014, yang menunjukkan bahwa sejumlah 136 burung di Indonesia berstatus terancam punah. read more

Lima Gajah Sumatera Mati di Aceh

Gajah mati di Sri Lanka (Sumber foto: AFP)

Penulis: Astri Chairunnisa

Awal tahun ini dunia konservasi dikejutkan oleh berita mengenai salah satu satwa yang dilindungi, yakni gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus). Ditemukan lima ekor gajah sumatera yang mati di Desa Tuwie Peuriya, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Aceh. Awalnya BKSDA mendapat laporan dari masyarakat tentang temuan gajah mati. Namun, ketika ditelusuri gajah-gajah itu sudah tinggal tulang belulang.

Diduga gajah-gajah tersebut mati akibat terkena arus listrik. Dugaan tersebut terbentuk karena adanya pagar listrik yang dipasang untuk melindungi perkebunan sawit masyarakat di sekitar lokasi penemuan. read more

Alih Fungsi Hutan Sebabkan Malaria

Penulis: Herdwita O.

Suatu penelitian mengkaji tentang perubahan alih fungsi lahan hutan melalui pembukaan lahan yang terjadi di Mamuju Tengah pada tahun 2014-2015 menyebabkan merebaknya epidemi malaria. Sebelumnya, pada tahun 2012 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Lariang, Mamasa Sulawesi Utara mencatat sekitar 822.951 hektar hutan yang ada di wilayah Mamuju berpotensi kritis. Hal ini disebabkan karena adanya pembukaan lahan yang akan dijadikan pemukiman untuk para transmigran. Sebelum kawasan ini dibuka, kawasan ini merupakan hutan primer yang menjadi habitat salah satu hewan, yaitu nyamuk penyebab malaria. read more

Mirisnya Nasib Satwa sebagai Bahan Uji Coba

Penulis: Arnoviananda

Apa kabar sobat Konservasionis? Rasanya sudah lama tidak bertemu sejak BIF satu bulan yang lalu ya, hehe. Jadi di BIF edisi bulan November ini kita akan membahas tentang satwa lagi nih sobat Konservasionis, tapi bukan satwa yang berlokasi di hutan melainkan satwa-satwa yang berada di laboratorium-laboratorium uji coba!

Baru-baru ini beredar video tentang perlakuan semena-mena terhadap monyet-monyet yang dijadikan sebagai objek uji coba oleh seorang pekerja di Laboratory of Pharmacology and Toxicology (LPT), Hamburg, German. Dalam video tersebut nampak bahwa monyet-monyet kecil yang dijadikan sebagai bahan uji coba sedang menangis dan menjerit kesakitan seperti bayi yang baru lahir. Mereka digantung di sabuk logam yang diikatkan di lehernya untuk menjalani uji toksikologi. Tidak hanya monyet, di dalam video tersebut juga terdapat kucing dan anjing yang terlihat berdarah dan sekarat setelah menjalani uji coba. Uji coba yang dilakukan adalah dengan sengaja memasukkan racun ke tubuh satwa untuk mengetahui banyaknya bahan kimia yang tergolong “aman” bagi manusia. Perlakuan tersebut berdampak buruk bagi para satwa objek uji coba. Dampak yang ditimbulkan meliputi muntah, pendarahan internal, gangguan pernapasan, demam, penurunan berat badan, lesu, masalah kulit, kegagalan organ bahkan kematian [1]. read more

Kebakaran Hutan Kembali Terjadi, dari Bagian Timur Negeri Ini

Penulis: Arnoviananda

Kebakaran hutan Amazon baru saja menjadi berita yang menggemparkan seluruh dunia karena dengan terbakarnya hutan Amazon, separuh sumber penyumbang oksigen menghilang. Masih belum reda asap di hutan Amazon, kebakaran hutan kembali terjadi di Provinsi Riau dan Jambi hingga asapnya menyebar dan mengancam kesehatan masyarakat Riau dan sekitarnya pada bulan September lalu. Memasuki akhir bulan September, berita kebakaran hutan masih menjadi masalah utama dari sektor kehutanan. Kali ini kebakaran hutan terjadi di Hutan Lindung Egon-Ilimedo yang terletak di Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan ini ditetapkan sebagai hutan lindung seluas 19.456,8 ha melalui register 107 pada 1932, pengukuhan tapal batasnya diresmikan pada 12 Desember 1984, dan disahkan lewat SK Menhut No. 423/KPTS-II/1999 [1]. read more