Burung Bangau Hampir Punah?

Sumber: mongabay.co.id

Penulis: Arnoviananda

Indonesia merupakan habitat bagi beragam jenis burung, bahkan Indonesia bagian timur dijuluki sebagai surga burung. Berdasarkan data Burung Indonesia tahun 2014, Indonesia merupakan rumah bagi 1.666 jenis burung, dengan 426 di antaranya merupakan burung endemik. Namun, kekayaan yang kita miliki berangsur-angsur berkurang karena berdasarkan sebuah studi komprehensif berjudul “Market for Extinction: An Inventory of Jakarta’s Bird Markets”, Indonesia dinyatakan sebagai negara yang paling banyak memiliki jumlah burung terancam punah di Asia. Hal ini didukung dengan data yang didapat dari Burung Indonesia tahun 2014, yang menunjukkan bahwa sejumlah 136 burung di Indonesia berstatus terancam punah.

Pada awal tahun 2020 ini, kita dikejutkan dengan banyak kabar yang kurang mengenakkan. Kabar tersebut juga datang dari dunia konservasi dimana kelimpahan burung bangau bluwok (Mycteria cineria) cenderung semakin menurun setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan bangau bluwok termasuk ke dalam status Endangered/EN berdasarkan IUCN sejak tahun 2016. Bangau bluwok sendiri adalah jenis burung air dengan bulu putih dengan kulit muka tanpa bulu. Ukuran burung ini berkisar antara 95-110 cm. Habitat utama bangau bluwok adalah lahan basah seperti hutan bakau, rawa, sawah, tambak dan daerah dataran lumpur yang berada di daerah pesisir. Bangau bluwok tersebar di beberapa daerah seperti Vietnam, Kamboja, Malaysia, Sulawesi, Sumatera bagian timur, dan Jawa. Habitat utama bangau bluwok di Jawa berada di Suaka Margasatwa Pulau Rambut.

Sumber: Greeners.co

Bangau bluwok yang berada di SM Pulau Rambut diperkirakan sebanyak 1.500 individu. Padahal, sebelum tahun 2000-an jumlahnya pernah diperkirakan mencapai 5.000 individu. Penurunan jumlah individu ini disebabkan oleh perburuan dan berkurangnya lahan basah akibat konversi menjadi peruntukan lain. Berkurangnya lahan basah akan menyebabkan penurunan sumber pakan dan hilangnya habitat bersarang bagi burung air, salah satunya adalah bangau bluwok yang sangat bergantung pada lahan basah. Oleh karena itu, untuk menjaga kelestarian spesies burung air -tak hanya bangau bluwok-, kita sebagai conservationist perlu ikut serta menjaga lahan basah. Yuk, rawat dan jaga lahan basah kita!

 

Referensi:

https://www.mongabay.co.id/2020/02/02/burung-terancam-punah-penghuni-pulau-rambut/ (Diakses: 5 Februari 2020, pukul 9.37)

https://www.mongabay.co.id/2015/09/28/studi-menunjukkan-perdagangan-burung-endemik-indonesia-terus-terjadi/ (Diakses: 5 Februari 2020, pukul 10.09)

Syamal, F. M., P. Sugeng dan Harianto. 2018. Studi Populasi Burung Bangau Bluwok (Mycteria cinerea) di Rawa Pacing Desa Kibang Pacing, Kecamatan Menggala Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Jurnal Sylva Lestari 6 (2): 1-6.

Leave a comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.