Yearly Archives: 2019

27 posts

Vegetasi Riparian, Seberapa Penting Sih?

Penulis: KP3 Wetland

Pada umumnya, di tepian sungai terdapat berbagai jenis vegetasi yang disebut sebagai vegetasi riparian. Vegetasi riparian mungkin terdengar asing oleh orang awam. Padahal, ia berperan besar bagi manusia, hewan, dan ekosistem. Vegetasi riparian merupakan vegetasi yang tumbuh di tepian sungai yang memiliki ciri morfologi, fisiologi, dan reproduksi yang beradaptasi dengan lingkungan basah. Banyak tumbuhan riparian yang mampu beradaptasi terhadap banjir, pengendapan, abrasi fisik, dan patahnya batang akibat banjir. Vegetasi ini memiliki banyak fungsi antara lain menjaga kualitas air sungai, habitat kehidupan liar, mencegah erosi tepian sungai, dan mengatur pertumbuhan flora akuatik baik tingkat tinggi maupun tingkat rendah. Selain itu, vegetasi riparian juga merupakan habitat yang cocok bagi berbagai jenis fauna. Secara umum, kondisi vegetasi di daerah tepi danau dan sungai (riparian) masih memperlihatkan jenis-jenis yang masih alami yang terdiri dari pohon dan semak. read more

Alih Fungsi Hutan Sebabkan Malaria

Penulis: Herdwita O.

Suatu penelitian mengkaji tentang perubahan alih fungsi lahan hutan melalui pembukaan lahan yang terjadi di Mamuju Tengah pada tahun 2014-2015 menyebabkan merebaknya epidemi malaria. Sebelumnya, pada tahun 2012 Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Lariang, Mamasa Sulawesi Utara mencatat sekitar 822.951 hektar hutan yang ada di wilayah Mamuju berpotensi kritis. Hal ini disebabkan karena adanya pembukaan lahan yang akan dijadikan pemukiman untuk para transmigran. Sebelum kawasan ini dibuka, kawasan ini merupakan hutan primer yang menjadi habitat salah satu hewan, yaitu nyamuk penyebab malaria. read more

Makin Hari Makin Gerah? Wah, Pemanasan Global!

Penulis: Sekbend FORESTATION

Saat ini pemanasan global menjadi isu yang hangat untuk diperbincangkan. Pemanasan global terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Seiring perkembangan zaman, kebutuhan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya akan semakin tinggi. Hal tersebut berakibat pada semakin besar aktivitas industri, transportasi, pembukaan hutan, usaha pertanian, rumah tangga, dan aktivitas-aktivitas lain yang melepaskan gas rumah kaca. Akibatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer akan terus meningkat. Salah satu kontributor utama gas rumah kaca adalah CO2. Gas CO2 di hasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batubara, selain itu gas CO2 juga dapat dihasilkan dari penebangan hutan (deforestasi). read more

Mirisnya Nasib Satwa sebagai Bahan Uji Coba

Penulis: Arnoviananda

Apa kabar sobat Konservasionis? Rasanya sudah lama tidak bertemu sejak BIF satu bulan yang lalu ya, hehe. Jadi di BIF edisi bulan November ini kita akan membahas tentang satwa lagi nih sobat Konservasionis, tapi bukan satwa yang berlokasi di hutan melainkan satwa-satwa yang berada di laboratorium-laboratorium uji coba!

Baru-baru ini beredar video tentang perlakuan semena-mena terhadap monyet-monyet yang dijadikan sebagai objek uji coba oleh seorang pekerja di Laboratory of Pharmacology and Toxicology (LPT), Hamburg, German. Dalam video tersebut nampak bahwa monyet-monyet kecil yang dijadikan sebagai bahan uji coba sedang menangis dan menjerit kesakitan seperti bayi yang baru lahir. Mereka digantung di sabuk logam yang diikatkan di lehernya untuk menjalani uji toksikologi. Tidak hanya monyet, di dalam video tersebut juga terdapat kucing dan anjing yang terlihat berdarah dan sekarat setelah menjalani uji coba. Uji coba yang dilakukan adalah dengan sengaja memasukkan racun ke tubuh satwa untuk mengetahui banyaknya bahan kimia yang tergolong “aman” bagi manusia. Perlakuan tersebut berdampak buruk bagi para satwa objek uji coba. Dampak yang ditimbulkan meliputi muntah, pendarahan internal, gangguan pernapasan, demam, penurunan berat badan, lesu, masalah kulit, kegagalan organ bahkan kematian [1]. read more

Mengenal Lebih Dekat dengan Rusa Jawa (Rusa timorensis)

Penulis: Herdwita O.

Rusa Jawa (Rusa timorensis) merupakan salah satu satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018. Rusa Jawa termasuk jenis satwa liar yang dilindungi karena populasinya yang saat ini cenderung menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mengancam kehidupan rusa Jawa di alam liar, antara lain perburuan liar, bencana alam, pertumbuhan  penduduk, dan perladangan berpindah yang dapat berpotensi untuk merusak habitatnya. Oleh karena itu, kegiatan konservasi perlu dilakukan untuk menyelamatkan populasi rusa Jawa. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan kegiatan penangkaran. read more

Ikut Latihan Survei Primata Di Petungkriyono, Berkah Nolak Lomba Birdwatching

Penulis: Alfian (Peserta MSP 2019)

Semester tua kuliah, pada waktu ini mungkin mayoritas mahasiswa akan berpikiran untuk fokus pada masa kedepannya dengan menjalani kehidupan sehari hari dengan rajin meningkatkan segala hal yang berkaitan dengan kegiatan akademik kampusnya, dan salah satunya saya. Pada awal memasuki semester 5 (saya anak diploma, di kampus milik kemenkes 🙂 )  sudah saya niatkan dalam hati untuk mengurangi bahkan tidak melakukan kegiatan non akademik yang tidak berhubungan dengan bidang kuliah saya. Akhirnya sayapun memutuskan untuk tidak mengikuti ajang bergengsi bagi pengamat burung yaitu lomba pengamatan burung yang pastinya saya sebagai pengamat burung dengan berat hati menolaknya, ya meski skill saya masih abal-abal dan positif pasti kalah, tapi dalam event tersebut setidaknya bisa menikmati euforia serunya pengamatan dan kegiatan lainnya bersama peburung lain, serta hal penting lainnya adalah nambah kenalan, Eaaaa. Kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa sok rajinpun saya lakukan, meski mungkin tidak ada bedanya dengan semester lain sebelumnya. read more