22 – 26 Agustus 2018
Rahmawati Kusuma Wardhani
Jelajah Konservasi (JK) adalah kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh FORESTATION Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Dalam FORESTATION ini terdapat Kelompok Pengamat, Peneliti, dan Pemelihara (KP3), salah satunya adalah KP3 Ekowisata. Sebagai insan pariwisata yang sadar akan kepentingan alam dan sebagai manusia yang ingin melakukan kegiatan kemanusiaan, saya telah memilih untuk mengikuti kegiatan ini. Lokasi tujuan dari Jelajah Konservasi tahun 2018 adalah ke Desa Kalitengah, Kecamatan Blado, Kebupaten Batang, Jawa tengah. Sekitar 4 jam perjalanan dari titik kumpul anggota Jelajah Konservasi (JK) yaitu di Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta. Perjalanan kami tempuh menggunakan bis dan sebagian panitia menggunakan sepeda motor. Perjalanan kami aman dan lancar hingga sampai di Batang. Anggota JK turun di depan gapura desa dan berjalan kaki menuju rumah Kepala Desa, Bapak Darwanto, yang letaknya tidak begitu jauh dari gapura tempat bis berhenti. Sesampainya di rumah beliau anggota JK beristirahat dan memebersihkan diri sembari menunggu makanan yang dimasak oleh Ibu kepala desa. Homestay JK terbagi menjadi 2, untuk perempuan ada di rumah Bapak Kades dan untuk laki-laki di rumah Mas Landung, salah satu warga di desa tersebut. Suasana yang sangat berbeda sudah terasa sejak sore itu. Udara yang sejuk dan air yang dingin misalnya. Setelah makan malam diadakan briefing untuk kegiatan esok hari, yaitu hari pertama pengamatan. Kegiatan malam pertama JK ini selesai pukul 22:00.
Kamis, 23 Agustus 2018 adalah hari pertama pengamatan. Pukul 05:00 banyak dari anggota JK sudah bersiap untuk pengamatan bersama masing-masing kelompoknya. Kami, kelompok KP3 Ekowisata memulai pengamatan pukul 08:30 dengan dibagi menjadi 2 kelompok, untuk mengamati destinasi wisata Curug Lojahan sebanyak 4 orang dan sisanya yaitu 6 orang ke Curug Sibiting dan Sibelik. Anggota pengamat Curug Lojahan harus tracking menyusuri hutan sekitar 2 jam lamanya. Perjalanan menuju lokasi selama kurang lebih 2 jam itu menemui banyak rintangan. Tanah dan bebatuan yang licin serta tangga yang tidak layak menemani selama perjalanan. Suara-suara primata dan burung menjadi penyemangat kami untuk segera sampai ke Curug Lojahan. Sesampainya disana, sekitar pukul 12 siang bersama terik matahari dan rimbunnya hutan, kami menikmati pemandangan Curug Lojahan. Menakjubkan adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan keindahan alami ciptaan Tuhan tersebut. Menulis catatatan, berdiskusi dan mengutarakan rencana-rencana pengelolaan untuk Curug Lojahan sembari makan siang adalah kegiatan kami saat itu. Pukul 14:00 kami kembali ke desa untuk menyelesaikan kegiatan pengamatan. Kami sampai ke rumah Bapak Kades 16:30 dengan keadaan selamat dan sedikit basah karena terguyur hujan. Sebuah pengalaman yang tidak akan terlupakan. Muncul rasa syukur karena kami berkesempatan menjelajahi hutan dan mengunjungi curug terpanjang di Jawa Tengah pada hari itu. Kami kemudian membersihkan diri, makan malam lalu kembali berkumpul dengan anggota JK lainnya dan menceritakan pengalaman masing-masing sekaligus membahas rencana untuk pengamatan esok hari. Kegiatan hari pertama ini selesai pukul 22:00 malam.
Jumat, 24 Agustus 2018 menjadi waktu pengamatan hari kedua bagi kami. Pengamatan hari kedua kami dilakukan di 3 destinasi wisata yang berbeda yaitu di wanawisata Sikembang Park, Bukit Tronggolasi, dan Curug Genting. Pengamatan dilakukan oleh semua anggota JK kelompok KP3 Ekowisata. Kami berangkat bersama-sama menggunakan sepeda motor dan didampingi oleh Bapak Surahman selaku Ketua LMDH. Destinasi pertama kami adalah wanawisata Sikembang Park yang letaknya tidak jauh dari desa tempat kami singgah. Sesampainya di sana, dengan dipandu oleh 2 orang pengelola kawasan tersebut kami mengitari kawasan wanawisata yang kaya akan pohon pinus dan damar. Suasananya sangat sejuk, asri dan nyaman. Selesai berkeliling dan berbincang-bincang kami mendapatkan banyak informasi, kemudian kegiatan kami dilanjutkan dengan bertemu dengan 1 pengelola lagi untuk wawancara lebih detail mengenai pengelolaan Sikembang Park. Kagum, itulah yang kami rasakan setelah mengetahui asal mula terbentuknya wisata ini adalah dari keinginan para pemuda di sana. Setelah melakukan wawancara, kami berfoto dengan pihak pengelola kemudian kami melanjutkan pengamatan kami ke Bukit Tronggolasi dan melakukan wawancara kembali dengan ketua pengelolanya. Wanawisata Sikembang Park dan Bukit Tronggolasi ini memang sama-sama menjual suasana hutan namun keduanya memiliki perbedaan. Hutan di Bukit Tronggolasi memang tak serimbun hutan di Sikembang Park, namun atraksi dan spot-spot berfotonya lebih banyak. Kami cukup lama berada di sana karena menunggu anggota laki-laki kami melaksanakan sholat Jumat di sekitar lokasi pengamatan. Kami lalu makan siang di gardu pandang yang menjadi salah satu atraksi di sana. Suasana yang indah didapatkan di gardu pandang tersebut. Pemandangan hijau nan asri dapat terlihat di sana. Setelah ishoma kami melanjutkan perjalanan ke destinasi terakhir kami yaitu Curug Genting yang lokasinya lumayan jauh dari Desa Kalitengah. Akses jalannya yang rusak membuat kami harus lebih berhati-hati. Sesampainya di Curug Genting kami langsung menaiki tangga menuju lokasi yang jalannya sudah layak, aman dan jarak yang perlu ditempuh tidak sejauh Curug Lojahan. Suara lutung samar-samar dapat terdengar disana. Kegiatan kami di lokasi tersebut adalah pengamatan dan refreshing walaupun tidak begitu lama. Setelah dirasa cukup menikmati segarnya air dan pemandangan kami kembali ke tempat parkir untuk berpamitan dan berfoto bersama Bapak Surahman. Kami kembali ke desa dengan kondisi selamat. Malamnya kami berkumpul kembali untuk mempersiapkan kegiatan esok hari yaitu melakukan kegiatan pendidikan lingkungan di sekolah dasar yang ada di Desa Kalitengah.
Sabtu adalah hari pelaksanaan kegiatan kami yang terakhir. Kami mengawali hari dengan sarapan lalu kami melaksanakan kegiatan pendidikan lingkungan di 2 sekolah dasar, salah satunya adalah SD Kalitengah. Sekolah ini hanya memiliki 21 siswa secara keseluruhan, namun mereka semua sangat bersemangat dan antusias untuk belajar. Antusiasme mereka adalah semangat bagi kami untuk memberi pengetahuan lebih tentang keindahan alam di tempat mereka dan cara menjaganya. Pematerian, pemutaran video, mengadakan permainan serta kegiatan menggambar dan mewarnai menjadi rangkaian kegiatan yang kami selenggarakan di sana. Kegiatan kami selesai pukul 11 siang yang kemudian dilanjutkan dengan makan siang di rumah Bapak Kades. Senang rasanya dapat merasakan makan siang bersama dengan teman-teman di sana. Kami beristirahat hingga waktu sholat Asar, yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bersih-bersih. Berbekal kantung sampah besar, seluruh peserta JK membersihkan lapangan, kawasan wisata dan akses wisata di sana dari sampah. Setelah selesai beristirahat acara kemudian dilanjutkan dengan acara Sarahsehan bersama perangkat desa dan para pengelola wisata setempat. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi acara puncak dari rangkaian kegiatan JK ini. Perwakilan dari tiap-tiap KP3 menjelaskan hasil pengamatan selama di sana yang dilanjutkan dengan diskusi singkat tentang bagaimana mengelola hutan tersebut di masa mendatang. Acara Sarasehan kemudian ditutup dengan salam perpisahan dari seluruh peserta JK kepada warga di sana. Pada malam terakhir ini kami kemudian melakukan persiapan untuk perjalanan pulang dan berpamitan dengan warga dan anak-anak yang selalu bermain bersama anggota JK selama kami menginap di sana. Berat rasanya meninggalkan mereka yang sudah akrab dengan kami meski baru beberapa hari saja kami saling kenal. Mereka pun telah dengan senang hati menerima kehadiran kami dalam kegiatan JK ini.
Pada hari Minggu pukul 7 pagi kami semua telah siap dengan barang-barang kami. Setelah sarapan dan berpmitan kami mengatur barang bawaan kami dan berkumpul di tempat bis akan menjemput. Tak lupa kami mengambil foto bersama sebagai kenang-kenangan. Perasaan puas dan senang terpancar dari wajah-wajah panitia dan peserta JK lantaran acara ini telah selesai dengan lancar. Bis menjemput kami sekitar pukul 10 pagi dan sampai di Yogyakarta sekitar pukul 16:00. Kami bersyukur karena telah sampai dengan selamat. Lega rasanya karena bisa melanjutkan kegiatan perkuliahan di hari esok setelah mendapat banyak pengalaman dan teman baru.