Penulis : Aina Nur Fitri
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan jenis burung cukup tinggi, yaitu mencapai 1666 pada tahun 2014 (Susanti, 2014 dalam Saefullah et al., 2015) dan terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hasil inventarisasi terbaru pada awal tahun 2022 menyatakan bahwa saat ini terdapat 1818 spesies burung yang ada di Indonesia (Burung Indonesia, 2022). Hal ini menjadikan jenis burung Indonesia menyusun sebanyak kurang lebih 17% dari total jenis burung di dunia yang mencapai 9700 spesies (Kompas.com, 2021). Namun, 177 spesies burung di antara 17% tersebut berada dalam ancaman kepunahan.
Dengan jumlah 177 spesies tersebut, Indonesia menghadapi ancaman kepunahan burung tertinggi di dunia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Burung Indonesia (2022) mengenai status konservasi burung, terdapat 96 spesies yang termasuk dalam kategori rentan (vulnerable), 51 spesies termasuk dalam kategori genting (endangered), dan 30 spesies berada dalam kategori kritis (critically endangered). Jumlah ini menggambarkan adanya peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, yaitu kurang lebih sebanyak 10-20 spesies pada setiap kategorinya. Beberapa jenis burung yang mengalami kenaikan status keterancaman antara lain adalah maleo senkawor (Macrocephalon maleo), puyuh sengayan (Rollulus rouloul), dan pergam hijau (Ducula aenea).
Berdasarkan pernyataan Ridha (Biodiversity Conservation Officer Burung Indonesia), Maleo senkawor sudah jarang dijumpai di dua pertiga tempat-tempat bertelurnya, yang mana biasanya burung ini akan mengubur telurnya di dalam tanah. Sementara burung puyuh sengayan diperkirakan mengalami penurunan populasi sebesar 30% sehingga terancam punah, bahkan termasuk dalam kategori rentan secara global. Selain itu, burung pergam hijau juga termasuk dalam kategori “mendekati terancam”. Salah satu penyebab terancam punahnya burung-burung di Indonesia ini adalah karena adanya kerusakan habitat. Meskipun Indonesia memiliki keanekaragaman ekosistem yang tinggi, namun ancaman akan perburuan dan penangkapan liar terus menghantui keberadaan burung-burung langka ini. Selain itu, Ridha juga menambahkan bahwa persebaran burung juga berkaitan dengan meningkatnya status keterancaman burung, “burung endemik beresiko lebih besar” ujarnya (Forest Digest, 2022).
Fenomena ini dapat menjadi pengingat untuk para conservationist khususnya dan khalayak umum untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan alam, sehingga burung-burung tidak kehilangan habitat mereka. Mengingat bahwa burung memiliki peran penting dalam ekosistem, sebagai distributor biji tanaman atau bahkan sebagai pengendali hama. Apabila populasinya semakin menurun tentu saja ada dampak yang ditimbulkan, misalnya regenerasi hutan yang terganggu, meledaknya populasi hama yang tidak terkendali, dan berbagai dampak lainnya. Kepunahan burung ini dapat menjadi awal dari kekacauan ekosistem (Forest Digest, 2022).
Sumber :
https://www.burung.org/2022/04/29/status-burung-di-indonesia-2022-risiko-kepunahan-spesies-burung-indonesia-tertinggi-di-dunia/#:~:text=Keanekaragaman%20burung%20di%20Indonesia%20terus,oleh%20sebanyak%201818%20spesies%20burung. Diakses pada Kamis, 5 Mei 2022. Pukul 19.19 WIB.
https://digstraksi.com/6-fakta-unik-burung-maleo/. Diakses pada Minggu, 8 Mei 2022. Pukul 10.13 WIB.
https://www.forestdigest.com/detail/1708/risiko-kepunahan-burung-indonesia. Diakses Pada Jum’at, 6 Mei 2022. Pukul 10.51 WIB.
https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/sains/read/2021/05/20/080100023/berapa-jumlah-burung-liar-di-dunia-peneliti-kini-punya-datanya. Diakses pada Kamis, 5 Mei 2022. Pukul 19.18 WIB.
Saefullah, A., Mustari, A. H., & Mardiastuti, A. 2015. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Berbagai Tipe Habitat Beserta Gangguannya di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Media Konservasi, Vol. 20 (2) : 117-124.