Penulis: Medinfo FORESTATION
Grouping atau berkelompok adalah bentuk cara hidup satwa liar selama hidupnya. Perilaku berkelompok memiliki banyak tujuan, antara lain untuk meningkatkan keamanan diri, memudahkan dalam mencari makan, dan mengurangi kematian akibat predasi. Perilaku ini dipicu oleh kesamaan dalam kebutuhan karena ecological constraints (seperti pada gajah) atau hirarki sosial (seperti pada monyet jepang). Kelompok-kelompok yang ada membentuk pola persebaran secara spasial, yang dapat menandakan adanya sumber daya tertentu di lokasi tertentu.
Kelebihan dari perilaku grouping antara lain meningkatkan perlindungan diri, memudahkan dalam pengumpulan makanan (seperti lebah), dan memudahkan dalam mencari pasangan. Satwa yang hidup berkelompok lebih tinggi perlindungan dirinya dibandingkan dengan satwa yang hidup soliter. Mengapa demikian? Karena satwa soliter hanya memiliki dua mata untuk mengawasi keberadaan predator, sementara satwa yang hidup berkelompok memiliki banyak pengawas. Selain itu, perilaku ini juga memusingkan predator karena predator hanya bisa fokus pada satu mangsa dalam suatu waktu.
Namun, hidup berkelompok ternyata juga ada kelemahannya. Kelemahan pertama dari hidup berkelompok adalah peluang untuk terlihat oleh predator semakin tinggi. Ketika banyak individu berkumpul di tempat yang sama, predator akan lebih mudah mendeteksi dari kejauhan. Kelemahan kedua yaitu timbulnya kompetisi. Pada area dengan ketersediaan pakan yang sedikit, kompetisi akan timbul antar individu kelompok dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kompetisi akan berdampak pada penurunan asupan, yang kemudian berdampak pada wellness dari satwa liar. Kelemahan yang ketiga yaitu penurunan produktivitas pada individu muda. Berada dalam kelompok yang sama dengan kawanan yang sudah tua memperlambat perkembangan individu muda, karena pace yang dimiliki individu muda lebih cepat daripada yang sudah tua. Dikarenakan hal tersebut, individu muda akan keluar dari kelompok saat mencapai usia tertentu dan hidup sendiri atau membentuk kelompok baru, seperti pada singa dan serigala.
Referensi:
Grant, R.J. and Albright, J.L. 2001. Effect of Animal Grouping on Feeding Behavior and Intake of Dairy Cattle. J. Dairy Sci., 84: 156-163.
Thitaram, C., Dejchaisri, S., Somgird, C., Angkawanish, T., Brown, J., Phumphuay, R., Chomdech, S. and Kangwanpong, D. 2015. Social group formation and genetic relatedness in reintroduced Asian elephants (Elephas maximus) in Thailand. Applied Animal Behaviour Science, 172: 52-57.