Halo sobat primata!! Tahu gak sih? Tahun ini tepatnya tanggal 22 – 26 November 2023 KP3 Primata bersama SwaraOwa mengadakan pelatihan Metode Survei Primata yang ke-10 di Hutan Sokokembang, Petungkriyono lagi loh. Peserta pelatihan MSP kali ini berasal dari tiga pulau yang berbeda, yaitu Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Jauh sekali bukan? Tujuan dari diadakannya pelatihan ini adalah mengenalkan metode yang biasa digunakan dalam menghitung kepadatan populasi primata, khususnya owa jawa. Selain itu, SwaraOwa dan KP3 Primata mengundang para konservasionis primata yang sudah berpengalaman dari Cloud Mountain Conservation Foundation – China, yaitu Yan Lu yang merupakan peneliti dan konservasionis owa jambul hitam di China. Terdapat dua pembicara lainnya yang berpengalaman dalam penelitian owa jawa, yaitu Salmah Widyastuti (IPB) dan Nur Aoliya (SwaraOwa). Kegiatan dimulai pada malam 22 November 2023, kami semua berkenalan dan menceritakan owa dari daerah masing-masing. Kegiatan malam itu sangat seru karena diiringi dengan canda dan tawa dari panitia dan peserta sebagai awal pertemuan.
Keesokan harinya, 23 November 2023 kegiatan diawali dengan sambutan dari ketua panitia Metode Survei Primata X dan ketua SwaraOwa, yaitu Kurnia Ahmadin dan Arif Setiawan. Selanjutnya Mas Wawan selaku ketua SwaraOwa menceritakan hal-hal terkait SwaraOwa dan Hutan Sokokembang. Kemudian dilakukan penyampaian materi mengenai metode vocal count triangulation untuk survei owa dan siamang oleh Salmah Widyastuti. Materi yang disampaikan adalah tujuan, kelebihan, cara pengambilan data, serta analisis data menggunakan metode vocal count triangulation. Para peserta mendengarkan penjelasan dengan seksama dan sangat antusias ketika sesi tanya jawab. Materi selanjutnya mengenai bioakustik untuk individualitas vokal owa jawa disampaikan oleh Nur Aoliya. Beliau menjelaskan kelebihan dan kekurangan bioakustik serta software yang digunakan untuk analisis data suara. Materi yang disampaikan oleh Mbak Liya termasuk baru sehingga para peserta seringkali bertanya di tengah penjelasan. Di tengah-tengah keseriusan penyampaian materi ini, datanglah Mas Tariyo dan Mas Apen yang membawakan ice breaking berupa tarian owa agar kami semua tertawa. Setelah itu, kami istirahat dilanjutkan makan malam di dapur. Setiap kali makan, selalu ada dua ekor kucing lucu yang menemani loh xixi. Malamnya, kami dikenalkan pada alat bioakustik yang akan digunakan di lapangan, yaitu SM-4 Wildlife Recorder. Kami belajar sampai paham supaya saat di lapangan data suara owa dapat terekam dengan baik. Dann… sebelum kembali ke rumah warga untuk istirahat, kami disuguhi banyak durian, hmmm sungguh lezatt!
Pagi hari yang cerah di tanggal 24 November 2023, para peserta sudah berkumpul dan siap untuk mengambil data di lapangan menggunakan metode yang sudah diajarkan. Lokasi pengambilan data dibagi menjadi tiga Listening Post (LP), yaitu Sawah Cilik, Penggung Atas, dan Penggung Bawah. Perjalanan menuju Listening Post ternyata tidak mudah, trek yang dilalui termasuk curam dan membuat kami kelelahan. Sesampainya di Listening Post masing-masing, kami memasang SM-4 Wildlife Recorder dan melakukan metode vocal count triangulation. Kami duduk melingkar untuk fokus mendengarkan suara owa jawa dan menghitung great call yang terdengar hingga pukul 10.00 WIB. Kegiatan dilanjutkan dengan analisis data populasi menggunakan software Google Earth Pro dari metode vocal count triangulation. Malam harinya, diisi dengan pematerian oleh Yan Lu dari Cloud Mountain Conservation Foundation – China selaku peneliti dan konservasionis owa jambul hitam (Nomascus hainanus) di China.
Kegiatan lapangan kedua, pada 25 November 2023 kembali dilakukan pengamatan di lokasi yang sama dan melepaskan alat SM-4 Wildlife Recorder. Saat kembali dari lapangan, kami terjebak derasnya hujan dan memutuskan untuk berteduh serta bercengkerama di warung sekitar. Tak lama kemudian hujan reda dan kami segera kembali untuk melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu analisis data populasi dan suara owa jawa yang diperoleh. Analisis data populasi dilakukan sama seperti hari kemarin, sedangkan data suara owa jawa dianalisis menggunakan software RavenPro 1.6. Saat analisis data suara owa jawa, sebagian besar peserta kebingungan karena itu merupakan kali pertama mereka melakukan olah data suara menggunakan RavenPro 1.6. Namun, Mbak Liya mengajari kami secara perlahan hingga kami semua mengerti cara penggunaannya. Kemudian dilakukan penyusunan laporan kelompok untuk dipresentasikan di akhir kegiatan. Semua kelompok langsung dengan cepat mengerjakan laporan agar dapat segera istirahat.
Akhirnya tiba di tanggal 26 November 2023 yang merupakan hari terakhir kegiatan Metode Survei Primata X. Hari ini, peserta diajak untuk melakukan primate watching dan kunjungan ke tempat budidaya lebah madu yang dibina oleh SwaraOwa. Saat primate watching, kami sangat senang karena menemukan empat jenis primata yang ada di Petungkriyono, yaitu lutung jawa (Trachypithecus auratus), rekrekan (Presbytis frederica), owa jawa (Hylobates moloch), dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Selain melihat mereka secara langsung, kami juga mendengar great call owa jawa dengan sangat jelas loh. Setelah primate watching, kami menuju ke lokasi budidaya lebah madu untuk melihat cara mereka budidaya dan menyicipi madu hasil produksi. Saat hendak pulang, hujan turun sangat deras dan kami memutuskan untuk berteduh sejenak. Kemudian dilakukan presentasi dan pengumuman juara dari hasil laporan kelompok yang telah disusun.
Saat perpisahan antar panitia dan peserta semakin dekat, Arif Setiawan selaku ketua SwaraOwa menyampaikan penutupan dan ucapan terima kasih atas antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan Metode Survei Primata X. Setelah itu, kami semua berpamitan untuk bersiap pulang. Semoga dengan selesainya kegiatan Metode Survei Primata X ini dapat membuat para peserta menjadi lebih paham terkait konservasi owa jawa, mengerti tentang metode vocal count triangulation dan alat bioakustik untuk penelitian owa jawa, serta membangun relasi bagi peneliti dan konservasionis owa di Indonesia.