Perjalanan Mengungkap Pesona Tersembunyi di Mlandi
SEKILAS PENELITIAN BERSAMA
Penelitian Bersama merupakan kegiatan kolaborasi oleh kelompok studi FORESTATION yang disebut KP3 (Kelompok Pengamat, Peneliti, dan Pemerhati). Kegiatan tersebut berupa penelitian yang berfokus pada lima bidang meliputi Burung, Herpetofauna, Primata, Wetland, dan Ekowisata. Penelitian Bersama 2023 dilaksanakan 7 hari mulai tanggal 2 hingga 8 Juni 2023 dengan hari efektif selama 5 hari di Desa Mlandi, Wonosobo, Jawa Tengah. Tema yang diangkat pada Penelitian Bersama 2023 yakni “Mlanditorium: Menembus Batas Pesona Kaldera Bismo”.
Berikut kilas balik perjalanan kami menemukan potensi alam Kaldera Bismo, Mlandi.
Selamat membaca dan ikuti keseruannya hingga akhir!
MLANDITORIUM
Desa Mlandi adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah dengan total luas 398.248 ha. Desa Mlandi termasuk ke dalam kawasan hulu DAS Serayu dengan banyak titik mata air yang dialirkan untuk pertanian dan permukiman. Sebagai bagian hulu DAS Serayu, Mlandi memiliki nilai strategis yang memengaruhi kondisi Sungai Serayu dan berperan dalam konservasi alam serta ekosistem lingkungan di bawahnya.
Topografi Desa Mlandi berupa pegunungan dan perbukitan. Kawasannya berada di lereng Gunung Bisma dan Gunung Paponan dan merupakan lokasi destinasi wisata Curug Sikarim. Mlandi menarik dieksplorasi karena memiliki keanekaragaman hayati tinggi, berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di wilayah tersebut. Selain sumber daya hayati yang melimpah, Desa Mlandi juga memiliki bentang alam dengan keindahan yang memesona sehingga sangat sesuai untuk dikembangkan menjadi kawasan ekowisata.
CERITA SEPEKAN DI MLANDI
Hari Jumat, 2 Juni 2023 dilaksanakan pelepasan peserta Penelitian Bersama 2023 oleh Pak Sena selaku Kepala Departemen KSDH Fakultas Kehutanan UGM di halaman Gedung Akademik Fakultas Kehutanan UGM sekaligus pembukaan kegiatan. Rombongan selanjutnya berangkat menggunakan bus Fakultas Kehutanan UGM pukul 19.00 WIB. Perjalanan menuju Mlandi memakan waktu selama 3 jam. Ketika sampai, rombongan langsung menata ruangan untuk beristirahat sebelum berkegiatan lapangan keesokan harinya.
Pengambilan data dilakukan selama 5 hari dengan membagi kelompok menjadi 4 tim yaitu tim wildlife A, tim wildlife B, tim wetland, dan tim ekowisata dilengkapi medis dan DDD tiap timnya. Kegiatan dimulai pagi hari dengan berkumpul di basecamp lalu presensi peserta. Kami naik pick up menuju lokasi pengamatan, terkecuali tim ekowisata dengan kendaraan pribadi. Perjalanan selama 5-10 menit disuguhi pemandangan lereng Gunung Bismo yang indah. Setiap tim menyusuri masing-masing jalur pengamatan. Tim Wildlife mengambil data keanekaragaman dan distribusi spasial fauna; tim Wetland kualitas air dan vegetasi riparian; tim Ekowisata mengambil data potensi wisata di lokasi penelitian melalui wawancara dengan masyarakat lokal.
Pengambilan data dilakukan hingga pukul 15.00 WIB termasuk di dalamnya jeda waktu untuk ishoma. Seluruh tim kembali turun ke basecamp dengan naik pick up lagi dan melanjutkan kegiatan pribadi. Agenda malam diisi dengan evaluasi dan briefing teknis lapangan hari berikutnya. Selain itu, dilakukan input data hasil pengamatan yang telah diperoleh. Kegiatan malam yang tak kalah ditunggu, herping malam bersama sobat herpet, didampingi babinkamtibmas dan babinsa setempat.
Selama 5 hari pengambilan data, kami diterima dengan baik oleh pemerintah dan masyarakat Desa Mlandi. Ketua LMDH Mlandi dan Kepala PUPR Wonosobo juga sempat sowan untuk menyambut kami. Puncak kegiatan di tanggal 7 Juni 2023 dilaksanakan sarasehan dengan mengundang perwakilan masyarakat, perangkat desa, Ketua LMDH Mlandi, Camat Garung, hingga Asper Perhutani. Acaranya juga turut dihadiri oleh perwakilan JAVLEC dan mas mbak FORESTATION kepengurusan sebelumnya yang telah datang sejak siang hari. Sarasehan dilakukan sebagai silaturahmi sekaligus pemaparan hasil PB selama 5 hari. Acara berjalan lancar dan ditutup dengan foto bersama.
Hari terakhir di Mlandi, tanggal 8 Juni 2023, dilakukan evaluasi keseluruhan kegiatan. Kemudian dilanjutkan persiapan kepulangan. Sebelum pulang, koor KP3 ngobrol bersama Kepala PUPR Wonosobo terkait hasil pengamatan. Kemudian, panitia PB 2023 memberikan kenang-kenangan berupa plakat kepada perwakilan perangkat Desa Mlandi. Rombongan kembali ke Jogja sekitar pukul 13.15 WIB dan tiba di Fakultas Kehutanan UGM sekitar pukul 17.00 WIB. Sayonara!
PERJALANAN PARA RANGERS
Potongan cerita kelima rangers menemukan satu per satu bagian kisah, mengumpulkan, dan menjadikannya utuh.
Bagian satu : “Berjumpa Si Pengicau Endemik hingga Sang Predator”
(HARI KE-2)
Langit berawan, sedikit remang-remang karena kabut menyelimuti. Menjadi tantangan mencari burung yang bersembunyi atau hinggap di pohon kanan dan kiri. Sobat Burung melangkahkan kaki mencari. Perjumpaan pertama berhasil menemui 2 burung kipasan ekor merah, si burung pengicau endemik unik dengan ekor berwarna merah jingga yang sedang hinggap di ranting. Melangkah lagi, terdengar suara kipasan ekor merah yang tidak menampakkan diri. Banyak juga suara-suara burung yang setelah diidentifikasi diantaranya merupakan berencet kerdil, cucak kutilang, tesia jawa, cikrak daun, cica-koreng jawa, cingcoang coklat, dan wiwik uncuing sehingga tidak terdokumentasi. Beberapa burung juga terlihat hinggap atau bertengger seperti bubut jawa, bentet kelabu, cinenen jawa, cucak kutilang, dan cekakak jawa. Hal epik dalam pengamatan ini, tampak gelap dari kejauhan, di luar plot point count ditemukan 1 jenis top predator, yaitu spesies raptor atau elang, Ictinaetus malayensis, yang sedang terbang tinggi.
Bagian dua : “Harapan bertemu Megophrys montana Terakhir Kali”
Herping merupakan kegiatan pengamatan herpetofauna secara langsung di alam. Perjalanan hari terakhir sobat Herpet dengan menyusuri jalur pengamatan melalui tepi jalan dekat aliran sungai. Substrat dan tutupan bawah dibongkar dan diamati. Dua ratus meter berjalan, harapan berjumpa kembali dengan Megophrys montana terjadi. Perfect timing! Setelah perjumpaan pertama tadi, di plot selanjutnya tim wildlife ini ditemui lagi oleh Megophrys montana, sang katak bertanduk yang berada di atas seresah. Observasi pagi ditutup dengan penemuan Microhyla achatina, percil jawa yang mungil dengan corak unik, yang terlihat di kebun bawang milik warga. Eksplorasi satwa oleh KP3 Herpetofauna dilanjutkan malam hari sekaligus menutup perjalanan di Mlandi. Diiringi rintik hujan dan kabut, herping menjadi semakin seru. Apalagi lengkap ditemani babinkamtibmas, babinsa, juga warga Mlandi. Berangkat dengan starter pack sepatu boots, jaket, headlamp, dan snake hook dengan menaiki mobil polisi. Berbekal informasi dari salah satu warga Mlandi, rute herping terakhir menggunakan rute baru yang sebelumnya belum dilalui. Tak disangka pada pengamatan ini ditemui spesies unik nan menarik, Polypedates leucomystax dan Rhacophorus reinwardtii.
Bagian tiga : “Mengintip Koloni si Hitam Menawan”
Cuaca cerah kala itu. Sobat Primata berjalan memasuki hutan mencari satu-satunya primata penghuni Mlandi, lutung jawa. Satu jam melintasi jalur terlihat 3 ekor lutung sedang berayun-ayun. Lima belas menit berjalan kaki, 3 lutung menampakkan diri, sedang makan dan lokomosi. Setelah mengambil dokumentasi, perjalanan dilanjutkan kembali. Lagi-lagi, ditemukan 4 lutung dengan 1 anak lutung sedang makan dan tak lama setelahnya 5 lutung terlihat sedang makan juga. Kebanyakan lutung-lutung yang ditemui sedang memakan daun suren dan puspa yang masih muda. Satwa ini mulai tidak terlihat pada pukul 13.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB. Lutung sulit dijumpai di siang hingga sore hari karena diduga sedang beristirahat. Distribusi lutung di Mlandi tidak merata, mereka mencari lokasi yang sesuai untuk dihuni.
Bagian empat : “Momen Main Air dan Basah-basahan”
Sungai Kongkong merupakan sumber air yang mengalir di tengah Kawasan Hutan Lindung Desa Mlandi. Keberadaan Sungai Kongkong ini menyuplai air bagi komponen hayati yang ada di sekitarnya, termasuk Mlandi, sehingga kualitasnya perlu diketahui sebagai pertimbangan perencanaan ekowisata. Saatnya sobat Wetland terjun! Perjalanan menuju tiga stasiun pengamatan disuguhi lanskap indah di sekitar perairan yang dipenuhi berbagai macam vegetasi riparian seperti kecubung, rumput gelagah, pacar air, kaliandra, dan jenitri. Ada sedikit turunan yang harus dilalui namun cukup mudah karena ada jalur bekas pijak kaki. Hamparan air dengan debit kecil nan jernih sangat menenangkan. Sungai Kongkong memiliki suhu yang dingin dengan kedalaman perairan dangkal. Adanya bebatuan di dasar sungai, membentuk percikan sehingga terbentuk gelombang-gelombang kecil. Kejernihan dari Sungai Kongkong menjadi potensi atraksi yang dapat dinikmati untuk sekadar bersantai sembari bermain air sungai atau mandi.
Bagian lima : “Mengungkap Pesona Wisata Kaldera Bismo”
Perjalanan selama sepekan di Mlandi tidak hanya memberikan pengalaman unik namun juga mengungkap pesona yang menarik. Potensi ekowisata di Kawasan Hutan Lindung Desa Mlandi, mencakup 5 dusun yakni Sirangkel, Tedunan, Gondang, Gandoran, dan Mlandi, dilihat dari aspek alam dan potensi sosial. Eksplorasi para sobat Ekowi bahwa Desa Mlandi memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Kondisi biofisik alami dan asri, tanah yang subur, serta air yang melimpah. Mlandi memiliki berbagai macam vegetasi yang membentuk lanskap indah berupa pemandangan kaldera Gunung Bismo di tepi jalan, atau dikenal Bismo View. Bukan hanya menawarkan pesona alam, Mlandi juga menyimpan keanekaragaman satwa mulai dari burung pengicau, sang predator elang hitam, dan herpetofauna, hingga lutung sehingga menawarkan pengalaman yang khas. Dari rangkuman cerita menariknya, dapat dikatkan Mlandi memiliki banyak potensi dan layak untuk dikembangkan sebagai objek wisata.
Sekian cerita singkat ini. Setelah Penelitian Bersama telah usai, kami pulang dengan kesan dan kenangan tak terlupakan. Tak lupa kami berjanji untuk kembali ke sini. Tertarik untuk ikut?
SEJUMPUT MEMORI
Momen momen mini dari perjalanan singkat kami di Mlandi,