Microhyla gadjahmadai, Katak Jenis Baru di Indonesia

 

Keanekaragaman hayati di Indonesia sangat beragam dan berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk menambah keanekaragaman hayati Indonesia. Salah satunya, telah ditemukan katak jenis baru asli Indonesia. Katak ini diberi nama latin Microhyla gadjahmadai, sebagai bentuk penghormatan kepada Mahapatih Gadjah Mada yang telah menyatukan Nusantara. Katak ini merupakan salah satu jenis amfibi yang termasuk dalam marga Microhyla. Microhyla lebih dikenal dengan nama percil. Di Indonesia terdapat 10 jenis marga Microhyla yang 6 jenis diantaranya ditemukan di Sumatera. Katak ini dideskripsikan oleh mahasiswa program master Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Vestidhia Y. Atmaja, dengan bimbingan peneliti katak Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy. Dua peneliti ini bisa menemukan katak jenis ini di Lampung dan Bengkuli tahun 2010. Penemuan berikutnya dilakukan dengan Eric N. Smith dari University of Texas Arlington, Amerika Serikat dalam ekspedisi bersama di Sumatera tajin 2013 hingga 2015. Saat ini, koleksi referensi jenis baru katak Microhyla gadjahmadai disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense, Jawa Barat. Segala catatan mengenai katak jenis baru ini dipublikasikan dalam jurnal Treubia Vol. 45, Desember 2018.

Tercatat saat ini ada 407 jenis katak asli Indonesia. Persebaran katak jenis baru ini meliputi Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumatera Selatan pada ketinggian sekitar 700-1.600 mdpl. Habitat tempat hidupnya adalah area yang memiliki sumber air, seperti area dekat aliran sungai, kolam, sawah, dan perkebunan warga. Secara morfologi Microhyla gadjahmadai dapat dibedakan dari jenis katak yang menyerupainya, Microhyla achatina atau percil Jawa di Lampung dan Bengkulu. Dilihat dari bentuk fisiknya, dibandingkan jenis achatina katak Gadjah Mada memiliki ciri khas ukuran kecil dengan ukuran panjang tubuh dewasa kurang dari 3 cm. Ciri-ciri katak jenis ini mempunyai lubang hidung yang terletak cenderung di tengah antara mata dan ujung moncong, berukuran kecil dengan ukuran panjang tubuh dewasa kurang dari 3 cm dan mempunyai ciri pola garis hitam yang samar dan pendek pada bagian temporal serta mempunyai corak kulit yang mirip dengan batik. Tahun 2011, publikasi Masafumi Matsui dari Kyoto University, Jepang dan tim yang mengindikasikan perbedaan jenis Microhyla achatina yang berasal dari Jawa dan temuan dari Sumatera berdasarkan karakter molekularnya. Penerapan identifikasi genetika molekuler menggunakan fragmen sekuen 12s dan 16s RNA mitokondria dan bioinformatika menetapkan bahwa Microhyla gadjahmadai tergolong ke dalam spesies baru. Penemuan ini membuktikan tingginya keanekaragaman hayati Indonesia dan tidak menutup kemungkinan terungkapnya spesies baru lain.

Sumber:

https://biologi.ugm.ac.id/2019/02/28/peneliti-fakultas-biologi-ugm-temukan-katak-mahapatih-gadjah-mada-microhyla-gadjahmadai/

https://www.msn.com/id-id/berita/sains/kulit-menyerupai-batik-katak-jenis-baru-kembali-ditemukan-di-indonesia-unik/ar-BBUoAtX?li=AAfukE3

https://www.idnjurnal.com/news/detail/4619/katak-bernama-gadjah-mada-jadi-katak-asli-indonesia-ke407

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190301135216-199-373752/katak-jenis-baru-gadjah-mada-ditemukan-di-sumatera

Leave a comment

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.